Duh, Terumbu Karang di Great Barrier Reef Memutih

Oleh Arie Dwi Budiawati - fakta.com
17 April 2024 16:25 WIB
Ilustrasi terumbu karang. (Dokumen Pixabay)

FAKTA.COM, Jakarta - Kabar buruk datang dari Great Barrier Reef. Sebagian besar terumbu karang di sana memutih dan rusak.

Dikutip dari Al Arabiya, Rabu (17/4/2024), tercatat ada 73% terumbu karang yang rusak. Otoritas Taman Laut yang didanai pemerintah federal mengatakan ada 730 dari 1.000 terumbu karang sudah memutih. Hal ini berdasarkan dari survei udara yang dilakukan oleh ilmuwan.

"Dampak kumulatif yang dialami terumbu karang pada musim panas ini lebih tinggi daripada musim panas sebelumnya," ujar Otoritas Taman Laut.

Sementara itu, laporan terpisah dari pemerintah menyebut 46% terumbu karang mengalami tekanan panas yang tinggi pada tahun ini. Angkanya lebih tinggi daripada 2016 yang hanya 20%. Peristiwa ini menjadi pemutihan terumbu karang besar-besaran yang kelima dalam delapan tahun terakhir.

AI Bisa Bantu Manusia Tangani Perubahan Iklim

Sekadar informasi, Great Barrier Reef merupakan kumpulan terumbu karang terbesar di dunia. Lokasinya ada di lepas pantai Queensland, Australia. Panjang tempat ini mencapai 2.300 km serta menjadi rumah bagi lebih dari 600 jenis karang dan 1.625 spesies ikan.

Mengapa Terumbu Karang Bisa Memutih?

Terumbu karang. (Dokumen Pixabay) Terumbu karang. (Dokumen Pixabay)


Terumbu karang bisa memutih karena suhu air laut meningkat. Kala suhunya naik, karang akan mengeluarkan alga mikroskopis--dikenal sebagai zooxanthelle--untuk bertahan hidup. Kalau pemanasan terus berlanjut, karang akan memutih dan mati.

Kepala Kelautan World Wide Fund for Nature (WWF) Australia, Richard Leck mengatakan pemutihan massal turut merambah ke area yang belum pernah terdampak pemanasan.

"Ini adalah kejadian terburuk yang pernah dialami terumbu karang selatan," kata Leck.

Dia juga tidak tahu apakah pemutihan akan lebih luas daripada 2016 dan seberapa besar dampak pemanasan global kepada kerusakan ekosistem laut itu.

Sementara itu, Kepala Ilmuwan Otoritas Terumbu Karang, Roger Beeden, berkata perubahan iklim menjadi ancaman terbesar bagi terumbu karang secara global. Para ahli pun telah memperingatkan upaya mengurangi pemutihan terumbu karang, temasuk mengurangi emisi global.

Mengapa Air Laut Terasa Asin?

Pakar biologi kelautan, Anne Hoggett, mengatakan pemutihan terumbu karang terjadi setiap sepuluh tahun sekali. Kini, terjadi setiap tahun. Hoggett mengatakan 80% karang acropora rentan memutih pada musim panas tahun ini di Australia.

"Kami belum tahu apakah mereka mengalami kerusakan parah sehingga sulit pulih atau tidak," kata dia.

Australia merogoh uang sekitar 5 miliar dolar Australia (Rp52,01 triliun) untuk meningkatkan kualitas air, mengurangi dampak perubahan iklim, dan melindungi spesies yang terancam punah.

Negara itu merupakan salah satu eksportir gas dan batubara terbesar di dunia. Kini, Australia menetapkan target untuk zero carbon. Nantinya UNESCO yang akan menetapkan apakah langkah-langkah itu cukup untuk menjaga situs Warisan Dunia atau tidak.

Bagikan:

Data

Komentar (0)

Login to comment on this news

Updates

Popular

Data
Pointer
Interaktif
Program
Jobs
//