BRIN Ungkap Kesulitan Prediksi Kehadiran Angin Puting Beliung

FAKTA.COM, Jakarta – Kehadiran kejadian ekstrem seperti angin tornado berskala kecil alias puting beliung di Rancaekek susah diprediksi. Hal ini diungkapkan oleh Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN).

Dikutip dari laman BRIN, Jumat (23/2/20224), Profesor Riset Pusat Riset Iklim dan Atmosfer BRIN Eddy Hermawan, mengatakan sulitnya memprediksi kehadiran pusaran angin kencang karena data beresolusi tinggi yang terbatas. Mekanisme pembentukan pusaran angin kencang itu belum dipahami dengan baik dan sempurna.

“Wajar jika kadang kala masing-masing kita memiliki pandangan yang berbeda,” kata Eddy di Jakarta.

Kejadian ini memang langka, terlebih fenomena alam itu terjadi di Rancaekek. Eddy pun meminta masyarakat untuk tidak panik berlebihan. Dia meminta agar warga terus mengikuti informasi yang diberikan oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD).

“Pantau secara rutin. Tidak mengaitkan kejadian ini dengan hal-hal yang tidak masuk akal, tetap berpikir jernih dan logis,” kata dia.

Eddy mengatakan masyarakat perlu mendapatkan informasi tentang kejadian akibat cuaca ekstrem. Fenomena alam ini berkaitan erat dengan berubahnya suhu udara dan tekanan udara yang tiba-tiba meningkat.

Dia mencontohkan puting beliung yang tanda-tanda kehadirannya bisa dilihat, seperti langit mulai gelap, kecepatan angin meningkat, serta udara panas terik pada siang hari mendadak mendingin pada malam hari.

“Sudah saatnya dipasang alat pemantau perubahan tekanan. Bisa barometer atau lainnya,” kata dia.

Eddy juga berpesan agar kerusakan lingkungan tidak bertambah. “Perbanyak menanam pepohonan. Back to nature agar laju global warming bisa kita redam,” kata dia.