Polisi Ungkap Peran 5 Tersangka Kasus Magang ‘Ferienjob’ Jerman

FAKTA.COM, Jakarta - Bareskrim Polri telah menetapkan 5 tersangka kasus dugaan Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) berkedok magang mahasiswa ke Jerman atau dikenal dengan ferienjob.

Dalam kasus tersebut, 1.047 mahasiswa menjadi korban. Berdasarkan hasil penyidikan, mereka tidak diberangkatkan untuk magang sesuai jurusannya, tapi disuruh menjadi tukang angkat barang.

Dirtipidum Bareskrim Polri Brigjen Pol Djuhandani Rahardjo Puro menjelaskan, kelima masing-masing berinisial ER alias AW, A alias AE, SS, AJ, dan MJ. Mereka memiliki peranannya masing-masing.

“Lima tersangka ini ada berbagai peran yang ada, baik itu dari agen yang menawarkan kemudian dari pihak universitas yang mensosialisasikan termasuk yang menawarkan kepada beberapa mahasiswa,” ujar Djuhandhani, Rabu (27/3/2024).

Menurut Djuhandhani, ER selaku Dirut PT SHB menjalankan kerja sama dan menandatangani MoU serta menjanjikan dana CSR PT SHB terhadap UNJ.

“Menjalin kerja sama dengan CVGEN untuk mengurus persyaratan pemberangkatan, menjalin kerjasama dengan pihak agensi di Jerman dalam penempatan mahasiswa, kemudian menempatkan mahasiswa itu untuk dipekerjakan di Jerman,” jelasnya.

Tersangka A berperan mempresentasikan program ferien job ke universitas untuk magang di Jerman.

Dia juga meyakinkan mahasiswa agar mengikuti program tersebut, lalu membebankan biaya pendaftaran.

“Keempat, mengurus dan mengarahkan dalam hal pembuatan visa wisata para korban yang berangkat ke Jerman,” terangnya.

Peran SS, kata Djuhandhani, membawa program ferienjob ke universitas untuk magang di Jerman dan mengemasnya masuk MBKM Kemendikbudristekdikti.

“Kemudian menyosialisasikan Ferienjob merupakan program magang di Jerman, menjanjikan ferienjob merupakan program unggulan untuk para mahasiswa yang nantinya disiapkan untuk bekerja dan dapat dikonversikan dengan 20 SKS yang ada di Indonesia, mengenalkan PT SHB, CV Gen ke pihak kampus,” katanya.

Kemudian peran AJ, menjadi ketua pelaksana seleksi ferienjob, memfasilitasi mahasiswa yang mengikuti ferienjob. Dia juga mengarahkan mahasiwa untuk menggunakan dana talangan dari koperasi ke universitas.

“Membiarkan mahasiswa bekerja tidak sesuai MoU, mengintervensi mahasiswa untuk tetap bekerja di Jerman,” ujarnya.

Sementara itu, MZ selaku Ketua LP3N yang membidangi program magang di kampus, mempromosikan bahwa LP3N merupakam program pelaksanaan ferienjob.

“Jadi LP3N itu dianggap sebagai program ferienjob. Memfasilitasi mahasiswa untuk melakukan peminjaman dana talangan untuk mengikuti Ferien Job, menjamin dana talangan dari koperasi,” lanjutnya.

Kelima tersangka terancam pasal berlapis yakni Pasal 4 UU No 21 Tahun 2007 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang dan Pasal 81 UU Nomor 17 Tahun 2017 tentang Perlindungam Pekerja Migran Indonesia.