Penyaluran Kredit Membaik, Pertumbuhan Laba BNI Malah Melambat

Oleh Andry Winanto - fakta.com
01 November 2023 06:26 WIB
Gedung BNI. (Dokumen BNI)

FAKTA.COM, Jakarta - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI meraup laba bersih sebesar Rp15,8 trilliun hingga September 2023. Angka tersebut naik 15,1% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (year on year/yoy).

Jika dibandingkan kuartal-kuartal sebelumnya, pencapaian tersebut justru semakin melambat. Lihat saja pada kuartal II-2023 yang tumbuh 17%, padahal pada kuartal I-2023 tumbuh lebih tinggi yakni 31,8%.

Namun pertumbuhan kredit BNI semakin membaik. Dari kuartal I naik 7,2%, kemudian kuartal II naik 4,8% menjadi 7,8% sampai September 2023.

Meski begitu, Direktur Utama BNI, Royke Tumilaar menilai, laba BNI menjadi torehan positif yang didukung akselerasi kinerja kredit. Royke menyebut, percepatan intermediasi membuat perseroan mampu mencatatkan pertumbuhan kredit sampai dengan September 2023 sebesar 7,8% yoy menjadi Rp671,4 triliun.

“Hal tersebut didorong oleh ekspansi di segmen berisiko rendah, yaitu korporasi blue chip baik swasta dan BUMN, kredit konsumer, dan perusahaan anak,” ujarnya dalam paparan kinerja, Selasa (31/10/2023).

Royke menjelaskan, sebagai dampak dari akselerasi kredit di segmen berisiko rendah, kualitas aset terus membaik yang terlihat dari penurunan rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) dan rasio loan at risk (LAR).

NIM Tinggi, Bank Mandiri Tumbuhkan Laba di Atas 24 Persen

Dia mencatat,  NPL per September telah berada di level 2,3% membaik dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar 3,0%. Sementara untuk LAR di level 14,4% yang membaik dibandingkan dengan posisi 19,3% pada September 2022.

“Kualitas aset yang terus membaik membuat perseroan dapat mengurangi pembentukan beban cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN). Hal ini membuat credit cost membaik dari 2,0% pada September 2022 menjadi 1,4% pada September tahun ini,” tuturnya.

Royke menambahkan, di tengah naiknya risiko ekonomi global, perseroan mengambil langkah prudent dengan membangun likuiditas yang kuat. Hingga, sambung dia, dana pihak ketiga (DPK) tercatat tumbuh 9,1% mencapai Rp747,6 triliun. 

"Kondisi tren kenaikan suku bunga acuan yang mempengaruhi biaya bunga dana (cost of fund), tapi kami bersyukur tetap di kisaran 2% yang secara struktural masih lebih rendah dibandingkan sebelum pandemi di atas 3%," tegas dia.

NIM 'Gemuk' Bukan Barang Baru, Bank Harus Lebih Efisien

Lebih lanjut, rasio kecukupan permodalan atau capital adequacy ratio (CAR) terus meningkat dari 18,9% tahun lalu menjadi 21,9%. Bukuan tersebut jauh di atas persyaratan modal minimum sebesar 13,8%. 

Disebutkan jika tingginya rasio kecukupan permodalan ini memberikan BNI kemampuan untuk memenuhi kebutuhan ekspansi bisnis dan investasi. 

"Kami sangat bersyukur melihat kinerja positif hingga kuartal ketiga 2023 ini. Kami berkomitmen untuk terus mendorong tren pertumbuhan yang baik ini, sehingga dapat memberikan kontribusi optimal dalam menjaga momentum pertumbuhan kredit dan ekonomi," ungkap dia.

Bagikan:

Data

Komentar (0)

Login to comment on this news

Updates

Popular

Data
Pointer
Interaktif
Program
Jobs
//