Dana Cadangan Kuat, BRI Tetap Kokoh Salurkan Kredit UMKM

Direktur Utama BRI, Sunarso. (Dokumen BRI)

FAKTA.COM, Jakarta - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI menunjukkan komitmennya untuk mendorong pertumbuhan usaha mikro, kecil, dan menengah atau UMKM. Terutama dalam penyaluran kredit yang mencapai 81,96% dari total kredit.

Hal tersebut diungkap Direktur Utama BRI, Sunarso dalam Paparan Kinerja Keuangan Triwulan II 2024, Kamis (25/7/2024).

Sunarno juga mengungkapkan, dengan didominasi penyaluran kredit UMKM itu, BRI mencatatkan laba Rp29,9 triliun. Namun angka itu hanya tumbuh tipis 1,1% dari periode sama 2023 Rp29,6 triliun.

Di samping itu, penyaluran kreditnya pun meningkat 11,20% year on year dari Rp1.245,1 triliun menjadi Rp1.389,7 triliun.

Selain mempertahankan penyaluran kreditnya, kualitas kredit tetap terjaga, dengan angka NPL sebesar 3,05%.

“Saya kira itu bukti pengelolaan yang baik,” ujar Sunarso.

Selektif dan kuatkan pencadangan

Menanggapi situasi penyaluran kredit UMKM yang sedang tidak baik, Sunarso menegaskan penyiapan cadangan adalah yang paling penting.

“Kita harus menyelesaikan problem loan dengan kaidah risk management, maka paling penting adalah menyiapkan cadangannya,” tutur Sunarso.

Sunarso bilang, rasio coverage BRI berada di level yang lebih sekedar memadai,yaitu 211,6%.

Ternyata Ini Penyebab UMKM Sulit Bayar Kredit

Dalam kesempatan itu, Sunarso juga mengungkap strategi dalam menghadapi situasi kredit UMKM yang sulit. Menurutnya, penyaluran yang selektif dan pencadangan ialah hal yang terpenting.

“Kita harus tetap tumbuh di UMKM, tetapi dengan selektif dalam artian risk acceptance criteria-nya diperketat, kemudian melakukan restrukturisasi, apabila tidak dapat direstrukturisasi, maka catatan buku dihapus, di situlah cadangan berbicara,” kata Sunarso menegaskan.

Sunarso juga mengatakan, meski pada kenyataannya kredit UMKM sedang tidak baik, tetapi BRI tetap mampu menjaga kualitas penyaluran kreditnya.

“NPL UMKM BRI masih lebih baik atau di bawah NPL rata-rata industri perbankan,” tutur Sunarso.

Apa Iya UMKM Makin Sulit Bayar Kredit?

Seperti diketahui, saat ini kondisi penyaluran UMKM sedang tidak baik-baik saja. Hal tersebut tercermin dari peningkatan Loan at Risk (LAR) dan Non Performing Loan (NPL) UMKM. 

Dalam Pengumuman Hasil Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia, Rabu (17/7/2024), Deputi Gubernur Bank Indonesia, Juda Agung ungkap NPL UMKM sedang meningkat, angkanya sekitar 4% yang mana lebih tinggi dibandingkan dengan NPL bruto kredit secara keseluruhan, yaitu 2,34%

Sebelumnya, pada konferensi pers Hasil RDK Bulanan Juni 2024 yang diadakan di Jakarta pada Senin (8/7/2024), Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengungkapkan bahwa per Mei 2024, tingkat loan at risk (LAR) untuk kredit UMKM mencapai 13,83%. 

Angka ini lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata LAR kredit secara keseluruhan yang sebesar 11,04%.

Bagikan:

Data

Komentar (0)

Login to comment on this news

Updates

Popular

Place your ads here
Data
Pointer
Interaktif
Program
Jobs
//