Bank Bikin Paylater, Pinjol Bakal Keteter?

Ilustrasi. (Dokumen Fakta.com)

FAKTA.COM, Jakarta - Rencana perbankan menggarap bisnis paylater sudah diprediksi  pelaku usaha fintech. Terlebih, kehadiran perusahaan peer-to-peer lending (P2P) merupakan pembuka gerbang ceruk bisnis tersebut.

Menurut Ketua Asosiasi Fintech Syariah Indonesia (AFSI), Ronald Yusuf Wijaya, P2P yang punya karakteristik perusahaan rintisan memang menjadi pelopor atas lahan usaha yang tergolong baru dan cukup berisiko. “Fintech ini kan sebagai inovator sebenarnya, kita lebih dulu yang masuk ke produk-produk yang high risk,” ujar Ronald saat ditemui di Jakarta, Jumat (10/11/2023).

Dia pun menilai, rencana bank masuk ke bisnis paylater hanya tinggal menunggu momentum yang tepat. “Saya pikir cepat atau lambat bank akan masuk kesana,” katanya 

Ronald menambahkan, inisiatif P2P lantas menjadi ceruk yang potensial mengingat kapitalisasi transaksi yang tergolong tinggi dengan margin yang cukup baik.

“Ternyata paylater menguntungkan. Ini juga yang membuat bank mau ikut. Apalagi kapasitas mereka jauh lebih besar,” tegasnya.

Era Suku Bunga Tinggi, Pinjol Gigit Jari

Ke depan, Ronald memperkirakan bakal terjadi perubahan besar dalam industri P2P seiring dengan masuknya pelaku usaha perbankan. “Antara mereka mengakuisisi fintech, partnership atau bisa juga bikin fintech sendiri,” imbuh dia.

Ronald pun tidak menampik jika dalam proses transisi bakal terjadi sedikit dinamika, utamanya di sektor bisnis paylater.

“Sebagai fintech kami memang punya risiko tersendiri. Jadi saat kami ada produk yang bagus, yang kakap-kakap tinggal bikin atau akuisisi perusahaan fintech yang ada,” katanya.

Sementara itu, Ketua Asosiasi Fintech Indonesia (Aftech), Pandu Sjahrir menyebut masuknya industri perbankan berpeluang membuat skala bisnis  perusahaan P2P menjadi lebih kuat. Oleh karena itu dia menyarankan kepada pelaku usaha dapat menjalin sinergi dengan mitra strategis demi memastikan keberlanjutan di masa mendatang.

“Bagus itu (kalau bank masuk paylater). Sebaiknya jangan ada persaingan, malah seharusnya kita bisa berkolaborasi dan saling membantu,” ucap Pandu kepada Fakta.com.

Hati-hati! Joki Pinjol Ancam Keamanan Data Pribadi

Sebagai informasi, sumber internal redaksi di bank BUMN menyebut jika rencana merambah bisnis beli sekarang, bayar nanti memang benar adanya. Namun, dia tidak bisa berkomentar lebih jauh lantaran proses perumusan aturan serta pelaksanaan tengah dalam penggodokan regulator.

“Masih di OJK (Otoritas Jasa Keuangan), kita belum bisa ngomong,” ungkap sumber tersebut.

Bagikan:

Data

Komentar (0)

Login to comment on this news

Updates

Popular

Place your ads here
Data
Pointer
Interaktif
Program
Jobs
//