Waspada Penyakit DBD pada Musim Kemarau

Ilustrasi nyamuk Aedes aegypti. (Dokumen Pixabay)

FAKTA.COM, Jakarta – Kementerian Kesehatan (Kemenkes) meminta masyarakat waspada terhadap kasus demam berdarah dengue (DBD) pada musim kemarau. Kemenkes memperkirakan ada potensi peningkatan kasus DBD.

Dikutip dari Youtube Kementerian Kesehatan, @KementerianKesehatanRI, Selasa (18/6/2024), Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM) Kementerian Kesehatan (Kemenkes), dr. Imran Pambudi, memperkirakan frekuensi gigitan nyamuk Aedes aegypti meningkat saat musim kemarau.

“Jadi kita ada penelitian. Waktu suhunya 25 derajat Celsius, nyamuk menggigit (sebanyak) 5 hari sekali. Tapi, kalau suhunya naik menjadi 30 derajat Celsius, menjadi 2 hari sekali,” kata Imran dalam konferensi pers “Asean Dengue Day 2024”.

Berkenalan dengan Bakteri Wolbachia, Senjata Ampuh Lawan DBD

Sekadar informasi, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperkirakan puncak kemarau terjadi pada Juli dan Agustus 20224. Misalnya, pada Juli 2024, kemarau terjadi di sejumlah wilayah, seperti Banten, sebagian pulau Sumatra, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan DKI Jakarta. Sementara itu, pada Agustus 2024, kemarau diperkirakan terjadi di daerah-daerah seperti Bali, Maluku, dan sebagian wilayah di Pulau Papua.

“Perilaku nyamuk itu akan sering menggigit kalau suhunya meningkat,” kata dia.

Menurut data Kementerian Kesehatan, hingga minggu ke-22 tahun 2024, kasus DBD sebanyak 119.709 kasus. Angka ini lebih tinggi daripada 2023 yang kasus DBD mencapai 114.720 kasus.

“Jumlah kasus yang sekarang sudah lebih tinggi daripada 2023,” kata Imran.

Jangan Disepelekan, Begini Bahaya Fase Kritis Penyakit DBD

Ada lima kabupaten/kota dengan kasus DBD tertinggi, yaitu Bandung, Depok, Tangerang, Jakarta Barat, dan Jakarta Timur. Sementara itu yang lima kabupaten/kota dengan incident rate/IR tertinggi adalah Kendari, Gianyar, Kutai Barat, Klungkung, dan Tomohon.

Kasus kematian DBD terbanyak pada 2024 terjadi di lima kabupaten/kota, yaitu Bandung, Klaten, Subang, Kendal, dan Jepara. Sedangkan case fatality rate (CFR) tertinggi terdapat di lima kabupaten/kota yaitu Tidore Kepulauan, Purworejo, Mandailing, Barru, dan Surakarta.

Bagikan:

Data

Komentar (0)

Login to comment on this news

Updates

Popular

Place your ads here
Data
Pointer
Interaktif
Program
Jobs
//