Pakar Sarankan Pemerintah Tingkatkan Edukasi Gizi kepada Masyarakat

FAKTA.COM, Jakarta – Pakar menyarankan pemerintah untuk meningkatkan edukasi gizi kepada masyarakat. Hal ini disebabkan oleh literasi masyarakat tentang gizi yang dinilai rendah.

Sekadar informasi, menurut Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023, 96,7% masyarakat Indonesia kurang makan buah dan sayur.

"Kita tidak miskin secara finansial, kita tidak miskin secara SDA, kemiskinan kita itu terletak pada edukasi dan literasi," kata pakar gizi Dr. dr. Tan Shot Yen, M.Hum, ketika dihubungi Fakta.com, Rabu (24/7/2024).

Tan menambahkan, bahan pangan lokal di Indonesia sangat melimpah, namun banyak masyarakat yang enggan memanfaatkannya.

"Padahal, bahan pangan lokal kita sangat melimpah, tetapi banyak orang Indonesia tetap enggan memanfaatkannya," kata dia.

Selain edukasi terkait kurangnya konsumsi sayur dan buah, masyarakat Indonesia juga membutuhkan edukasi mengenai syarat kebersihan dan keamanan pangan.

"Makanan itu harus sudah selesai disantap dalam waktu dua jam setelah dipersiapkan, lho, itu penting," kata Tan.

Tan menekankan pentingnya edukasi yang disesuaikan dengan kategori usia.

"Edukasi ini harus dilakukan sesuai dengan kategori usia masing-masing. Misalnya, edukasi untuk ibu-ibu atau bapak-bapak, calon ayah yang mau menikah dan merencanakan punya anak, tentu berbeda dengan edukasi untuk anak SD atau remaja," kata dia.

Lebih lanjut, Tan mengusulkan mata pelajaran tentang gizi keluarga dimasukkan ke dalam kurikulum pendidikan di Indonesia. Mata pelajaran ini nantinya akan membahas tentang pangan sehat, produk kemasan, kebutuhan gizi tubuh, serta prinsip gizi seimbang.

"Gizi seimbang tidak boleh diplesetkan menjadi 4 sehat 5 sempurna," kata dia.

Tan berharap pemerintah bisa merencanakan program edukasi terkait pentingnya pemenuhan gizi bagi tubuh. Edukasi gizi yang menyeluruh dan terstruktur diharapkan dapat meningkatkan pemahaman masyarakat tentang pentingnya pola makan sehat, termasuk konsumsi sayur dan buah, serta menjaga kebersihan dan keamanan pangan.

Dengan demikian, masyarakat Indonesia dapat mencapai kesejahteraan kesehatan yang lebih baik.