Mengenal Baby Blues, Sindrom yang Diduga Diidap Polwan yang Bakar Suami

Ilustrasi seorang ibu yang kelelahan mengurus anak. (Dokumen Freepik)

FAKTA.COM, Jakarta - Kasus polwan membakar suami menarik perhatian warganet. Tak warganet orang menduga bahwa sang polwan mengalami baby blues.

Dikutip dari akun Instagram @berita_gosip, Selasa (11/6/2024), suatu unggahan mengabarkan motif polwan berinisial Briptu FN membakar suaminya, Briptu RDW, karena korban memakai uang belanja untuk judi. Padahal, uang itu akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Unggahan ini dikomentari banyak warganet. Salah satunya adalah dugaan FN mengalami baby blues karena belum lama ini melahirkan bayi kembar.

"Tadi baca juga katanya istrinya baru melahirkan anak kembar. Mungkin udah lelah, capek fisik, batin ditambah ada faktor baby blues juga gak sih.. Jadi ibu itu emang susah, berusaha waras aja susah walaupun sebentar. Tapi membakar suaminya hingga tewas juga enggak bisa dibenarkan," tulis @ra***.

Lalu, apa itu baby blues? Apakah sama dengan post partum depression (PPD).

4 Fakta Kasus Polwan Bakar Suami Sesama Polisi di Mojokerto

Pengertian dan Gejala Baby Blues

Dikutip dari Kementerian Kesehatan, baby blues merupakan perasaan sedih yang dialami wanita setelah melahirkan. Biasanya, perasaan itu mumcul pada hari ke-2 dan ke-3 setelah persalinan. Sindrom ini biasanya berlangsung sementara, yaitu beberapa hari hingga 2 minggu setelah melahirkan.

Sebuah riset menunjukkan bahwa sindrom itu dialami oleh 60%-70% ibu yang baru melahirkan.

Sindrom baby blues dialami oleh mayoritas ibu pasca melahirkan. (Dokumen Freepik) Sindrom baby blues dialami oleh mayoritas ibu pasca melahirkan. (Dokumen Freepik)


Tak diketahui pasti penyebab baby blues. Namun, ada beberapa hal yang ditengarai menjadi penyebabnya, seperti perubahan hormon, jam tidur berkurang, punya riwayat baby blues, serta ada rutinitas merawat bayi.

Beberapa gejala baby blues adalah sulit konsentrasi, gampang khawatir, cepat lelah, tak semangat mengurus anak, dan produksi ASI sedikit.

Jika sindrom ini berlangsung lama dan membuat sang ibu hendak menyerah, ada kemungkinan yang bersangkutan mengalami post partum depression.

Polwan Bakar Suami Sesama Polisi, Motifnya: Kesal Gaji Dipakai Judi Online

Post Partum Depression Berbeda dengan Baby Blues

Post partum depression (PPD) berbeda dengan baby blues. Depresi ini bisa bertahan lama hingga 1 tahun. Gejalanya pun bisa mengganggu kehidupan, bahkan tumbuh kembang anak.

Sindrom depresi pasca melahirkan adalah perasaan sedih, putus asa, dan cemas yang lebih berat daripada baby blues. Keadaan ini dialami oleh 1 dari 7 wanita yang melahirkan. Seorang ibu yang mengalami depresi pasca melahirkan, memerlukan pertolongan.

Pada sebuah penelitian, ada 25% partisipan mengalami depresi tiga tahun setelah melahirkan bayi.

Mengutip situs John Hopkins Medicine, ada juga tanda-tanda lain post partum depression, yaitu mudah marah dan gampang tersinggung, susah tidur, serta pikiran yang mengganggu.

Kemudian, ada beberapa faktor seorang ibu bisa mengalami sindrom itu, yaitu punya riwayat kecemasan, ada riwayat pada keluarga, dan genetika.

Bagikan:

Data

Komentar (0)

Login to comment on this news

Updates

Popular

Place your ads here
Data
Pointer
Interaktif
Program
Jobs
//