Mengapa Jumlah Dokter Spesialis di Indonesia Sangat Sedikit?

Oleh Arie Dwi Budiawati - fakta.com
25 April 2024 20:20 WIB
Ilustrasi seorang dokter. (dokumen Freepik)

FAKTA.COM, Jakarta - Jumlah dokter spesialis di Indonesia sedikit. Tingginya biaya pendidikan dokter menjadi salah satu penyebabnya.

"Memang problem terbesar kita adalah dokter yang kurang, dokter spesialis yang kurang," kata Jokowi ketika memberikan sambutan untuk "Rapat Kerja Kesehatan Nasional 2024" di ICE, BSD, Tangerang, Selatan, Rabu (24/4/2024).

Indonesia Masih Kekurangan Dokter Spesialis, Jokowi: Ini Persoalan Besar

Sekadar informasi, rasio dokter di Indonesia sangat sedikit, yaitu 0,47 per 1.000 penduduk. Angkanya lebih kecil daripada standar minimal World Health Organization (WHO), yaitu 1 dokter per 1.000 penduduk.

Sementara itu, rasio dokter spesialis di Indonesia pun tidak kalah kecil. Menurut data Kementerian Kesehatan, rasionya berkisar 0,01-0,02. Angkanya jauh di bawah standar Bappenas yang sebanyak 0,28.

Rasio dokter spesialis dasar di Indonesia. (Sumber: Kementerian Kesehatan) Rasio dokter spesialis dasar di Indonesia. (Sumber: Kementerian Kesehatan)

Menurut Profil Kesehatan Tahun 2022, jumlah dokter umum dan spesialis pada tahun itu sebanyak 96.311 orang. Data ini menunjukkan ada 17.242 dokter spesialis dasar, 16.382 dokter spesialis lain, 7.787 dokter spesialis penunjang, serta 2.892 dokter gigi spesialis di rumah sakit.

Penyebab Jumlah Dokter Spesialis Sedikit di Indonesia

Ilustrasi dokter. (Dokumen Pixabay) Ilustrasi dokter. (Dokumen Pixabay)


Menurut penelusuran FAKTA.COM dari berbagai sumber, ada beberapa penyebab minimnya jumlah dokter spesialis di Indonesia. Salah satunya adalah biaya pendidikan yang mahal.

Jokowi Minta Kemenkes Tambah Dokter Spesialis di RSUD Komodo

Misalnya, biaya pendidikan dokter spesialis ilmu kesehatan anak di UI mencapai Rp16,5 juta untuk uang pangkal dan Rp38,5 juta untuk biaya kuliah per semester.

Sementara itu, biaya kuliah dokter spesialis ilmu kesehatan anak di Universitas Anak berkisar Rp17,5 juta-Rp40 juta untuk biaya kuliah per semester dan Rp20 juta-Rp50 juta untuk uang pangkal.

Penyebab selanjutnya adalah sistem pendidikan kedokteran di Indonesia yang berbeda daripada negara-negara lainnya. Seorang dokter yang ingin melanjutkan pendidikan spesialis, harus berhenti praktik sementara. Ini berbeda dengan luar negeri yang tetap berkuliah tanpa berhenti praktik.

Bagikan:

Data

Komentar (0)

Login to comment on this news

Updates

Popular

Data
Pointer
Interaktif
Program
Jobs
//