Mengapa Cacar Monyet Ditetapkan Sebagai Darurat Kesehatan Global?

Cacar monyet ditetapkan sebagai darurat kesehatan global oleh WHO. (Foto: Freepik)

FAKTA.COM, Jakarta - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan cacar monyet (monkeypox/mpox)  sebagai darurat kesehatan global. 

Dikutip dari Science Alert, Jumat (16/8/2024), Keputusan ini diambil setelah terjadi lonjakan kasus di Republik Demokratik Kongo dan adanya potensi penyebaran lebih lanjut yang memicu respons internasional yang terkoordinasi.

Cacar monyet adalah infeksi virus yang erat kaitannya dengan cacar. Gejala awal infeksi ini meliputi demam, sakit kepala, pembengkakan kelenjar getah bening, dan nyeri otot. Ruam khas muncul, terutama pada wajah, tangan, dan kaki.

Peringatan terbaru ini dipicu oleh penyebaran mpox di negara-negara tertentu di Afrika, dengan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Afrika (Africa CDC) menyatakan monkeypox sebagai darurat kesehatan masyarakat untuk keamanan benua.

Ini merupakan peringatan pertama dari Africa CDC sejak didirikan pada tahun 2017.

WHO Tetapkan Wabah Cacar Monyet Sebagai Darurat Kesehatan Global
Kondisi di Republik Demokratik Kongo

Situasi di Republik Demokratik Kongo sangat mengkhawatirkan, terutama dengan epidemi cacar monyet clade I yang lebih mematikan.

Ada dua jenis atau clade mpox, yaitu Clade II, yang berasal dari Afrika Barat dan memiliki tingkat kematian sekitar 1%, dan Clade I dari Afrika Tengah, yang memiliki tingkat kematian hingga 10%.

Clade I memiliki tingkat kematian yang sebanding dengan varian Omicron dari SARS-CoV-2, virus penyebab COVID-19. Epidemi besar mpox Clade I sedang berlangsung di Republik Demokratik Kongo.

Cacar monyet menyebabkan demam, kelenjar getah bening membengkak, hingga ruam terutama di wajah, tangan, dan kaki. (Foto: WHO) Cacar monyet menyebabkan demam, kelenjar getah bening membengkak, hingga ruam terutama di wajah, tangan, dan kaki. (Foto: WHO)

Monkeypox merupakan penyakit endemik di beberapa bagian Afrika Tengah dan Barat, di mana virus ini terdapat pada hewan dan dapat menyebar ke manusia.

Sejak tahun 2017, wabah mpox telah meningkat dengan penyebaran yang lebih luas dari manusia ke manusia. Rendahnya tingkat kekebalan terhadap cacar monyet akibat penghentian vaksinasi cacar global lebih dari 40 tahun lalu, turut berkontribusi pada situasi ini.

Penyebaran Internasional dan Respons Global
1 Pasien Cacar Monyet Meninggal karena Komorbid yang Berat

Dalam sebulan terakhir, virus ini telah menyebar ke negara-negara yang berbatasan dengan Republik Demokratik Kongo, seperti Rwanda, Burundi, Kenya, dan Uganda, semua negara yang sebelumnya tidak pernah mengalami kasus mpox.

Kejadian ini mengingatkan pada penyebaran mpox dari Nigeria ke Inggris dan negara lain pada tahun 2018, yang mungkin disebabkan oleh kasus terkait perjalanan.

Meskipun vaksin cacar dapat memberikan perlindungan terhadap mpox, persediaan vaksin yang lebih baru (Jynneos, Imvamune, atau Imvanex) terbatas dan langka di Republik Demokratik Kongo.

WHO akan memobilisasi vaksin ke tempat yang membutuhkan, dan Pusat Pengendalian Penyakit Afrika telah memulai negosiasi untuk mendapatkan 200 ribu dosis vaksin, yang masih jauh dari jumlah yang dibutuhkan.

Apa yang Akan Terjadi Selanjutnya?

WHO akan mengoordinasikan respons global terhadap mpox dengan fokus pada kesetaraan dalam pencegahan penyakit dan akses terhadap diagnostik serta vaksin.

Pengawasan yang ketat dan penggunaan teknologi seperti AI untuk memantau tren penyakit juga akan membantu, terutama di negara-negara dengan kapasitas pengujian yang terbatas.

Bagikan:

Data

Komentar (0)

Login to comment on this news

Updates

Popular

Place your ads here
Data
Pointer
Interaktif
Program
Jobs
//