Bantah Vaksin Mpox Eksperimental, Kemenkes: Sudah Disetujui WHO dan BPOM

FAKTA.COM, Jakarta - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) membantah narasi vaksin monkeypox (Mpox) eksperimental. Kemenkes menyebut vaksin Mpox sudah mengantongi persetujuan dari World Health Organization (WHO) dan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

Dikutip dari laman Kementerian Kesehatan, Kamis (12/9/2024), Juru Bicara Kementerian Kesehatan, dr. Mohammad Syahril, Sp.P, MPH, membantah narasi tersebut.

"Vaksin Mpox sudah menerima Emergency Use Listing (EUL) dari WHO dan Emergency Use Authorization (EUA) dari BPOM, yang berarti vaksin ini boleh digunakan dalam kondisi darurat," kata Syahril di Jakarta.

Dia melanjutkan, BPOM dan Komisi Nasional Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (Komnas KIPI) turut memantau keamanan dan memastikan manfaat pemberian vaksin Mpox.

"BPOM dengan Komnas KIPI yang independen terus memantau penggunaan vaksin ini untuk memastikan keamanan dan manfaatnya," kata Syahril.

Saat ini, vaksin Mpox yang digunakan di Indonesia adalah jenis Modified Vaccinia Ankara-Bavarian Nordic (MVA-BN), yaitu vaksin turunan cacar (smallpox) generasi ketiga yang bersifat non-replicating. Pelaksanaan vaksinasi Mpox dengan vaksin ini telah dilakukan sejak 2023, setelah kasus konfirmasi Mpox ditemukan di Indonesia.

Sekadar informasi, bermunculan narasi di media sosial bahwa vaksin Mpox yang digunakan pemerintah adalah vaksin eksperimental. Narasi ini juga mengajak masyarakat untuk menolak vaksin Mpox.

"Bersiaplah untuk omong kosong vaksin berikutnya, rezim sudah menyiapkan vaksin eksperimental, sama seperti dulu Covid, untuk penyakit LGBT Cacar Monyet / Monkeypox. Satu kata: TOLAK!!!," cuit @Te***.

"Emg agenda globalis/antek dajjal ini bang, rezim di 1 dunia ini cma shadow government, yg pasti kudu di TOLAK bersama ini alias people power ✊🏻😎. jangan sampe terjadi plandemik/scamdemik jilid 2. pas bgt smangat agustusan mari kita BERSATU !!! ✊🏻🇮🇩," cuit @Ge***.