Turun Tajam, Pembiayaan Utang APBN Rp198 Triliun

Ilustrasi. (Fakta.com)

FAKTA.COM, Jakarta - Meski pertumbuhan pendapatan negara terus melambat, realisasi APBN hingga Agustus 2023 masih surplus. Nilainya Rp147,2 triliun atau 0,7% dari produk domestik bruto (PDB).

Catatan itu sejalan dengan realisasi pendapatan negara Rp1.821,9 triliun atau 74% dari target, dengan belanja negara Rp1.674,7 triliun atau 54,7% dari target.

Alhasil, menurut Menteri Keuangan, Sri Muylyani Indrawati, pembiayaan anggaran menurun tajam. "Pembiayaan utang kita turun 40%," katanya, Rabu (20/9/2023).

Pertumbuhan Pendapatan Negara Semakin Melambat

Sampai dengan Agustus 2023, realisasi pembiayaan melalui penerbitan utang tercatat hanya Rp198 triliun atau 28,4% dari target APBN 2023. Realisasi tersebut terdiri dari SBN Neto sebesar Rp183 triliun dan pinjaman neto sebesar Rp15 triliun.

Angka itu menurun tajam 40,36% dibandingkan tahun lalu sebesar Rp332 triliun.

Meski begitu, Sri Mulyani mengatakan, pembiayaan melalui utang masih on track dan antisipatif, serta dikelola secara terukur dengan mempertimbangkan dinamika atas kondisi pasar keuangan global. "Pembiayaan juga diarahkan pada pengelolaan utang secara prudent, efisien, dan akuntabel," ujar Sri Mulyani.

Asumsi Dasar Makro Bakal Terus Berubah

Sri Mulyani menambahkan, APBN terus meningkatkan kekuatan, kemandirian, dan kesehatannya. Sehingga, kata dia, pada saat dunia mengalami perubahan yang begitu cepat dengan inflasi yang mendadak tinggi dengan suku bunga yang dinaikkan secara drastis, APBN sebagai instrumen fiskal relatif bisa terjaga dan terlindungi.

"Kalau APBN nya terjaga maka APBN bisa menjaga masyarakat dan menjaga perekonomian," ucap Menkeu.

Bagikan:

Data

Komentar (0)

Login to comment on this news

Updates

Popular

Place your ads here
Data
Pointer
Interaktif
Program
Jobs
//