Suku Bunga Tinggi, BI Masih Optimistis Stabilitas Sistem Keuangan Kondusif

Ilustrasi. (Dokumen Bank Indonesia)

FAKTA.COM, Jakarta – Bank Indonesia (BI) menyatakan bahwa Stabilitas Sistem Keuangan (SSK) pada semester I 2023 tetap terjaga. Hal ini sejalan dengan berlanjutnya pemulihan perekonomian domestik.

Deputi Gubernur BI, Juda Agung mengatakan bahwa tetap kondusifnya SSK tercermin dari ketahanan sistem keuangan yang kuat, intermediasi yang membaik, dan inklusi keuangan yang meningkat.

“Bank Indonesia meyakini SSK ke depan masih akan tetap terjaga, ditopang oleh sinergi dan inovasi kebijakan Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) serta bauran kebijakan Bank Indonesia, termasuk kebijakan makroprudensial akomodatif,” ujarnya seperti yang dilansir laman resmi, Senin (23/10/2023).

Menurut Juda, bank sentral terus mendorong inovasi kebijakan makroprudensial yang difokuskan untuk memperkuat peran sektor keuangan dalam intermediasi.

“Selain itu, Bank Indonesia melanjutkan kebijakan akomodatif terhadap instrumen kebijakan makroprudensial rasio Countercyclical Capital Buffer (CCyB), Rasio Intermediasi Makroprudensial (RIM), dan Rasio Loan To Value (LTV),” tuturnya.

Bunga Acuan Naik, Laju Kredit Sulit Tumbuh Double Digit

Juda menjelaskan, selama paruh pertama tahun ini stabilitas sektor keuangan masih terjaga dengan baik meski dihadapkan pada lingkungan risiko suku bunga global yang tinggi dalam jangka panjang (higher for longer).

Dia menyebut jika upaya menjaga stabilitas dan momentum pemulihan ekonomi dengan menaikkan suku bunga kebijakan sebesar 25 bps menjadi 6,00%. Harapannya, bisa memperkuat kebijakan stabilisasi nilai tukar rupiah dari dampak meningkat tingginya ketidakpastian global.

Juda menambahkan, peningkatan suku bunga acuan merupakan strategi pre-emptive dan forward looking untuk memitigasi dampaknya terhadap imported inflation. Selanjutnya, sambung dia, untuk menghadapi tantangan ke depan, Bank Indonesia terus melakukan tiga respon kebijakan untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan.

“Pertama, mengembangkan inovasi kebijakan seperti penerbitan Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI), Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM), dan QRIS Cross Border,” imbuhnya.

Pertumbuhan Kredit Bakal Tetap Melaju Meski Bunga Acuan Naik

Kedua, memperkuat ketahanan siber yang bersifat end to end untuk memastikan keamanan data masyarakat yang berpengaruh pada kelancaran sistem pembayaran. Serta yang ketiga adalah mendukung pembiayaan hijau melalui berbagai instrumen kebijakan dalam mengantisipasi tantangan perubahan iklim.

Bagikan:

Data

Komentar (0)

Login to comment on this news

Updates

Popular

Place your ads here
Data
Pointer
Interaktif
Program
Jobs
//