Penyandang Disabilitas Berpotensi Dorong Peningkatan Literasi dan Inklusi Keuangan

FAKTA.COM, Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memperkuat komitmen dalam mendorong literasi dan inklusi keuangan kepada semua pihak. Termasuk kepada penyandang disabilitas.

Ketua Dewan Komisioner OJK, Mahendra Siregar mengatakan bahwa inisiatif itu merupakan perwujudan dari amanah Undang-Undang Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan (P2SK).

“Ini adalah bagian dari upaya memperkuat perekonomian nasional dengan membuka kesempatan yang sama bagi semua masyarakat Indonesia,” ujarnya dalam agenda Peluncuran Peta Jalan Pengawasan Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Pelindungan Konsumen Tahun 2023-2027 di Jakarta, Selasa (12/12/2023).

Banyak Entitas Keuangan Ilegal, OJK Makin Gencarkan Literasi

Menurut Mehendra, keberadaan penyandang disabilitas di Indonesia cukup banyak mencapai juta orang. Dia menggambarkan jika jumlah mereka setara dengan setengah populasi Malaysia ditambah dengan seluruh rakyat Singapura.

“Ini sangat banyak dan berpotensi memberikan kontribusi di sektor keuangan. Belum lagi ada bonus demografi yang membuat masyarakat produktif semakin banyak,” katanya.

OJK tercatat sudah memasukan kelompok penyandang disabilitas ke dalam sasaran prioritas edukasi keuangan dalam Strategi Nasional Literasi Keuangan Indonesia tahun 2021-2025.

Peningkatan Literasi dan Inklusi Keuangan Perkuat Ekonomi Nasional

Selain itu, OJK juga telah menyediakan infrastruktur belajar literasi keuangan yang ramah disabilitas berupa Learning Management System (LMS) Edukasi Keuangan yang disertai subtitle dan penutur bahasa isyarat.

Adapun, pelayanan dasar bagi konsumen penyandang disabilitas tertuang dalam POJK Nomor 6/POJK.07/2022 tentang Perlindungan Konsumen dan Masyarakat di Sektor Jasa Keuangan. Berikut adalah beberapa layanan yang dimaksud: