Meski Neraca Dagang Surplus, Perdagangan Internasional Menurun

Kepala BKF, Febrio Kacaribu. (Dokumen Kemenkeu Foto/Biro KLI)

FAKTA.COM, Jakarta - Neraca perdagangan Indonesia surplus US$3,42 miliar pada September 2023. Torehan itu memperpanjang rekor surplus menjadi 41 bulan berturut-turut sejak Mei 2020.

Melihat data itu, Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan, Febrio Kacaribu mengatakan, hasil positif yang diraih menunjukkan kinerja sektor eksternal RI masih kuat dan tetap terjaga.

“Di tengah tren moderasi harga komoditas dan perlambatan kinerja pertumbuhan ekonomi global, neraca perdagangan Indonesia masih mencatatkan surplus,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Selasa (17/10/2023).

Menurut Febrio, meskipun masih mencatatkan surplus namun aktivitas perdagangan internasional Indonesia mengalami penurunan. Hal itu sejalan dengan tren moderasi harga komoditas global serta perlambatan ekonomi di sejumlah negara mitra dagang utama.

Rekor 41 Bulan Beturut-turut, Neraca Dagang Surplus US$3,42 Miliar

Dia mencatat, beberapa komoditas ekspor utama seperti minyak kelapa sawit, batu bara, dan nikel mengalami pelandaian yang signifikan dibandingkan tahun lalu. 

“Bank Dunia memperkirakan bahwa harga komoditas global pada tahun 2023 akan termoderasi sebesar -21,2% dibanding tahun 2022 sebagai dampak dari meningkatnya tensi geopolitik dan pelemahan China,” tuturnya.

Febrio merinci, ekspor September 2023 sebesar US$20,76 miliar, mengalami kontraksi 16,17% year on year (yoy) dari basis angka yang tinggi (high base) tahun lalu, utamanya pada sektor industri dan pertambangan. 

Secara kumulatif, ekspor periode Januari–September 2023 mencapai US$192,27 miliar. Sementara impor Indonesia mencatatkan nilai sebesar US$17,34 miliar atau turun 12,45% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. 

“Penurunan nilai ekspor dan impor tidak hanya dialami Indonesia, melainkan juga terjadi pada banyak negara mitra dagang utama Indonesia, seperti China, India, Amerika Serikat, Vietnam, dan Korea Selatan, sejalan dengan tren perlambatan ekonomi global,” tegasnya.

APBN Masih Surplus, Penerimaan Pajak Terus Melambat

Meskipun dari nilai ekspor terjadi penurunan, namun dari volume, ekspor Indonesia masih menunjukkan peningkatan sebesar 7,29% selama periode Januari – September 2023. Adapun, volume ekspor unggulan Indonesia, seperti bahan bakar mineral termasuk batu bara, minyak hewani atau nabati, besi baja, dan juga nikel masih mengalami peningkatan yang cukup signifikan.

Febrio menjelaskan jika pemerintah tetap optimistis dan berkomitmen untuk mengatasi dampak dari perlambatan global. Salah satu strategi yang diterapkan adalah dengan memantau secara cermat dampak perlambatan global terhadap ekspor nasional. 

“Pemerintah juga telah menyiapkan langkah antisipasi melalui dorongan terhadap keberlanjutan hilirisasi SDA, peningkatan daya saing produk ekspor nasional, serta diversifikasi mitra dagang utama,” tutup dia.

Bagikan:

Data

Komentar (0)

Login to comment on this news

Updates

Popular

Place your ads here
Data
Pointer
Interaktif
Program
Jobs
//