Indonesia Memasuki Fase Baru Pertumbuhan Ekonomi

Oleh Andry Winanto - fakta.com
14 Desember 2023 10:37 WIB
Ilustrasi. (Laporan Bank Dunia)

FAKTA.COM, Jakarta - Bank Dunia (World Bank) dalam laporan terbarunya pekan ini memberikan saran bagaimana Indonesia dapat mempercepat pertumbuhan ekonomi dan memperkuat ketahanan sekaligus memperlambat emisi gas rumah kaca.

Ekonom Utama Bank Dunia untuk Indonesia dan Timor-Leste, Habib Rab menyebut transisi Indonesia menuju perekonomian rendah karbon dan berketahanan iklim sebenarnya dapat membawa kepada fase baru pertumbuhan ekonomi dan pengentasan kemiskinan.

“Indonesia dapat memanfaatkan kemajuan yang telah dicapai dalam mengatasi tantangan perubahan iklim melalui kebijakan fiskal, keuangan, dan perdagangan. Kebijakan fiskal dapat membantu meningkatkan pendapatan dan mendisinsentifkan penggunaan bahan bakar fosil,” ujarnya dalam siaran hari ini, Rabu (13/12/2023).

Transisi Energi Butuh Dana Besar, Sri Mulyani Tegaskan Peran Blended Finance

Habib Rab menjelaskan, instrumen fiskal seperti obligasi hijau dapat memobilisasi pendanaan untuk mitigasi dan adaptasi terhadap perubahan iklim. 

“Reformasi kebijakan perdagangan dapat mempermudah impor produk yang diperlukan untuk adaptasi dan mitigasi perubahan iklim,” katanya.

Selain itu, Habib Rab Indonesia dapat mempercepat transisi hijau dengan mengembangkan rencana untuk menyelesaikan reformasi subsidi bahan bakar dan memperluas penetapan harga karbon. Hal ini bisa menyederhanakan atau secara bertahap menghapuskan langkah-langkah perdagangan nontarif terhadap barang-barang hijau.

Mitigasi Perubahan Iklim, RI Pertebal Komitmen Transisi Keuangan

“Melalui serangkaian tindakan yang ditargetkan, Indonesia dapat mendorong penggerak produktivitas dan efisiensi, membantu mengurangi biaya jangka pendek pengurangan emisi dan adaptasi, sekaligus memperkuat prospek pertumbuhan jangka panjang,” ucap dia.

Dalam kesempatan itu Bank Dunia juga merilis risalah tentang perkiraan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan sedikit menurun ke rata-rata 4,9% pada 2024-2026 dari 5% pada tahun ini akibat mulai melemahnya lonjakan harga komoditas.

Bagikan:

Data

Komentar (0)

Login to comment on this news

Updates

Popular

Data
Pointer
Interaktif
Program
Jobs
//