Harga Pertalite Bisa Balik Rp7.000, Menteri ESDM Ungkap Syaratnya

FAKTA.COM, Jakarta - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengakui ada potensi penyesuaian ke bawah atas harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi pascaanjloknya harga minyak mentah dunia saat ini. Menurut dia, salah satu yang memiliki probabilitas tinggi adalah jenis pertalite.

Arifin menjelaskan, pihaknya tidak menampik kemungkinan jika bandrol BBM dengan kandungan RON 90 itu bisa kembali ke level awal Rp7.000 per liter dari saat ini Rp10.000 per liter. Namun, dia menyebut terdapat ketentuan penting yang mesti dipenuhi sebelum hal itu terjadi.

"Kalau harga minyak sudah US$60, baru (pertalite) bisa seperti dulu," ujarnya kepada wartawan saat ditemui di Kementerian ESDM pada Jumat siang (8/12/2023).

Mengutip data yang dilansir Bloomberg hari ini, diketahui bahwa harga minyak West Texas Intermediate (WTI) kontrak Januari 2024 adalah sebesar US$70,38 per barel. Adapun, minyak Brent kontrak Februari 2024 dibandrol US$74,68 per barel.

Sebelumnya, fluktuasi harga minyak dunia sempat mengalami tekanan terberat pada medio September 2023. Kala itu, bandrol rerata menembus US$95 per barel.

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani sempat mengeluhkan hal tersebut lantaran pemerintah tengah menyusun APBN 2024 dengan patokan harga US$82 per barel.

Fakta.com mencatat, anggaran subsidi di APBN 2023 adalah berjumlah Rp298, 5 triliun. Angka itu terdiri dari Rp212 triliun subsidi energi dan Rp86,5 triliun subsidi nonenergi.

Adapun, realisasi subsidi BBM sampai dengan Agustus 2023 adalah sebesar Rp61,4 triliun untuk 10.224,5 ribu kilo liter. Kemudian sarapan subsidi listrik tercatat sebesar Rp54 triliun bagi 39,3 juta pelanggan. Sementara subsidi elpiji 3 kg sudah disalurkan sebesar Rp41,5 triliun setara 4,7 juta metrik ton.