Era Suku Bunga Tinggi, Perbankan RI Tetap Kuat

Ilustrasi. (Dokumen Bank Indonesia)

FAKTA.COM, Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyatakan bahwa sektor industri perbankan nasional tetap terjaga dalam kondisi suku bunga global yang tinggi. 

Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK, Dian Ediana Rae mengatakan sampai dengan September 2023 perbankan Indonesia tetap resilien dengan ditopang tingkat permodalan (capital adequacy ratio/CAR) yang tinggi sebesar 27,41%.

“Capaian itu jauh di atas rata-rata kecukupan capital adequacy ratio negara lain yang sebesar 20%.  Hal ini menunjukan kebijakan bahwa kebijakan prudensial kita yang konservatif sangat membantu di dalam menangani situasi global,” ujarnya dalam konferensi pers usai Rapat Dewan Komisioner (RDK), Senin (30/10/2023).

Dampak Pelemahan Rupiah Kian Nyata, Industri Terseok-seok

Menurut Dian, indikasi itu tercermin dari pertumbuhan kredit September 2023 yang sebesar 8,96% year on year (yoy) menjadi Rp6.837,3 triliun. Sementara secara year to date (ytd), kredit perbankan tumbuh 6,44% dan secara month to month (mtm) tumbuh 1,45%.

“Pertumbuhan kredit paling tinggi ada pada kredit investasi sebesar 11,19% secara year on year,” tuturnya.

Dian menjelaskan, untuk likuiditas tercatat dana pihak ketiga (DPK) naik 6,54% yoy, namun turun 0,08% secara mtm. Sementara dibandingkan bulan lalu (mtm) naik 0,80%.

“Kredit restrukturisasi terus turun menjadi Rp316,9 triliun di September 2023 dari sebelumnya Rp326,1 triliun di Agustus 2023,” katanya.

Anti Rungkad, Pengusaha Ini Happy saat Rupiah Melemah

Tetap terjaganya sektor perbankan nasional juga tercermin dari rasio kredit bermasalah (non performing loan/NPL) yang sebesar 2,43% secara gross dan 0,77% secara net.

Bagikan:

Data

Komentar (0)

Login to comment on this news

Updates

Popular

Place your ads here
Data
Pointer
Interaktif
Program
Jobs
//