Dapat Kelebihan Pungutan Rp20,9 Miliar, OJK Alokasikan jadi Imbalan Kerja

FAKTA.COM, Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyatakan bahwa realisasi penerimaan pada sepanjang 2022 adalah sebesar Rp7,47 triliun.  Jumlah itu melebihi target yang ditetapkan sebelumnya sebesar Rp7,45 triliun.

“Dengan demikian terdapat kelebihan realisasi penerimaan OJK tahun 2022 sebesar Rp20,9 miliar,” ujar Wakil Ketua Dewan Komisioner OJK, Mirza Adityaswara, saat rapat kerja dengan Komisi XI DPR, Senin (20/11/2023).

Mirza menyampaikan, kelebihan bayar tahun lalu itu diusulkan sebagai tambahan pendanaan imbalan kerja jangka panjang lain (IJPL) pada tahun ini.

“Usulan ini telah disetujui Komisi XI DPR pada 30 November 2022 yang lalu,” tuturnya.

Secara terperinci, Mirza menjelaskan realisasi 2022 tersebut terdiri tiga jenis pungutan. Pertama adalah pungutan registrasi dengan total Rp70,9 miliar, yang terdiri dari registrasi pasar modal (Rp460 juta), pasar modal (Rp77,4 miliar) dan industri keuangan nonbank (Rp2,05 miliar).

Kedua adalah pungutan tahunan yang berjumlah Rp7,1 triliun, dengan terdiri dari perbankan (Rp5,1 triliun), pasar modal (Rp1,1 triliun), dan industri keuangan nonbank (Rp861,7 miliar).

Serta jenis pungutan yang ketiga adalah penerimaan lain-lain dengan realisasi Rp232,9 miliar.

“Biaya registrasi antara lain meliputi biaya perizinan, persetujuan, pendaftaran, pengesahan, dan penelaahan atas rencana aksi korporasi. Sedangkan pungutan tahunan dibayarkan oleh wajib bayar dalam empat tahap, dengan jangka waktu paling lambat April, Juli, Oktober, dan Desember,” tuturnya.

Sementara penerimaan lain-lain sebagian besar berasal dari pengelolaan dana yang dimiliki OJK dalam bentuk deposito atau giro.