Bunga Acuan BI Berpotensi Turun Tahun Depan

FAKTA.COM, Jakarta - Chief Economist PT Bank Mandiri (Persero) Tbk., Andry Asmoro meyakini tingkat suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) yang sebesar 6,00% sudah berada di fase puncak. Dengan begitu, Andry menilai ruang BI untuk kembali menaikan interest rate seperti pada Oktober 2023 lalu, semakin mengecil.

Dia menjelaskan, terdapat sejumlah asumsi yang mendasari pernyataannya itu. Pertama, BI akan mengikuti ekspektasi suku bunga Amerika Serikat (Fed Fund Rate) yang diyakini juga bakal turun seiring dengan pelandaiaan inflasi.

Kedua adalah tingkat inflasi di dalam negeri yang semakin terjaga dalam kisaran target Bank Indonesia, yakni sebesar 3% plus minus 1% untuk 2023 dan 2,5% plus minus 1% di 2024.

“Ke depan bank sentral malah akan menurunkan suku bunga acuan dengan tetap memperhatikan sejumlah indikator makro serta stabilitas nilai tukar rupiah,” ujarnya saat menggelar media briefing secara daring pada Selasa (19/12/2023).

Andry memproyeksikan, ada potensi pemangkasan, setidaknya sebesar 50 basis points (bps). "Ini baseline-nya di awal semester II-2024,” kata dia berpendapat.

Sebelumnya, Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani juga sudah memberikan sinyal soal arah perkembangan suku bunga. Dia menyampaikan hal tersebut saat paparan realisasi APBN pada akhir pekan lalu.

“Di Amerika, inflasinya masih di atas target dan suku bunganya masih tinggi higher for longer. Meski demikian, Amerika pada pekan-pekan ini menunjukan bahwa ada tanda-tanda tingkat suku bunga sudah pada titik puncaknya,” kata Sri Mulyani.

Untuk diketahui, Bank Indonesia akan melaksanakan Rapat Dewan Gubernur (RDG) untuk menentukan suku bunga acuan akhir tahun ini pada 20-21 Desember 2023.