APBN Tokcer, RI Selamat dari Utang Ratusan Triliun

Ilustrasi. (Dokumen Fakta.com)

FAKTA.COM, Jakarta - Kementerian Keuangan Melaporkan bahwa pembiayaan utang sampai dengan 12 Desember 2023 adalah sebesar Rp345 triliun. 

Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani Indrawati mengatakan bahwa angka itu lebih rendah jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya (year on year/yoy) Rp544,4 triliun.

“Realisasi ini turun 36,6% dibandingkan dengan 12 Desember 2022,” ujarnya saat menggelar konferensi pers, dikutip Senin (18/19/2023).

Sri Mulyani merinci, pembiayaan utang ini terdiri dari dua item. Pertama adalah penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) neto yang tercatat sudah Rp298,6 triliun atau anjlok 44,2% yoy dari sebelumnya Rp534,8 triliun.

Peminat Surat Utang Negara Masih Besar, Penawaran Masuk Rp48,71 Triliun

Kedua, pinjaman neto yang mengalami lonjakan walaupun dalam nilai yang terukur menjadi Rp46,4 triliun dari sebelumnya Rp9,5 triliun.

“Realisasi penarikan utang per 12 Desember 2023 jauh turun dari desain APBN awal yang sebesar Rp696,3 triliun,” katanya.

Menkeu menjelaskan, penurunan ini seiring dengan pendapatan negara yang tumbuh akibat dari kenaikan harga komoditas serta optimalisasi belanja negara. Selain itu, dia menyampaikan pula jika penggunaan Saldo Anggaran Lebih (SAL) 2022 sebagai langkah antisipasi volatilitas pasar keuangan di 2023.

“Tren dari defisit anggaran yang menurun serta konsolidasi fiskal membuat APBN kita tetap terjaga kredibel dan kuat,” kata Sri Mulyani menegaskan.

Utang Luar Negeri Tersisa US$392,2 Miliar, Rasio ke PDB jadi 28,7 Persen

Sebagai informasi, hingga pertengahan Desember ini APBN baru mencatatkan defisit sebesar Rp35 triliun atau 0,17% dari Produk Domestik Bruto (PDB). Bukuan itu jauh lebih baik dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp246,6 triliun setara 1,26% dari PDB.

Bagikan:

Data

Komentar (0)

Login to comment on this news

Updates

Popular

Place your ads here
Data
Pointer
Interaktif
Program
Jobs
//