Kerusuhan Anti Imigran, Muslim Inggris Jadi Takut ke Masjid

Kerusuhan di Inggris. (Istimewa)

FAKTA.COM, Jakarta - Muslim di Inggris saat ini merasa takut pergi ke masjid karena kerusuhan sayap kanan yang menyebar di seluruh Inggris.

Ribuan polisi turun ke jalan pada hari Minggu (4/8/2024) untuk menghadapi kekerasan anti-imigrasi lebih lanjut.

Banyak warga Inggris keturunan Asia atau Timur Tengah semakin khawatir akan keselamatan mereka, dengan masjid dan hotel migran menjadi sasaran para penjahat, menurut laporan The National News.

Di Rotherham pada hari Minggu, perusuh anti-imigrasi memecahkan jendela Holiday Inn Express yang menampung pencari suaka sebelum memulai pembakaran.

Pria bertopeng melemparkan potongan kayu, kursi, dan botol, dan menyemprotkan alat pemadam kebakaran ke petugas di luar setelah sekitar 700 orang berkumpul.

Insiden serupa terjadi hingga malam di sebuah hotel Holiday Inn di Tamworth, dekat Birmingham, tempat laporan menunjukkan para pencari suaka ditempatkan.

Di tempat lain, di Middlesbrough, kerumunan besar berkumpul di luar sebuah masjid dan sekelompok perusuh memecahkan jendela rumah dan mobil serta melemparkan benda-benda ke petugas.

Kerusuhan Anti Imigran, Perdana Menteri Inggris: Pelaku akan Menyesal

Kementerian Dalam Negeri mengumumkan pada hari Minggu bahwa masjid akan diberi perlindungan lebih besar di bawah proses respons cepat baru, yang dirancang untuk segera mengatasi ancaman serangan lebih lanjut terhadap tempat ibadah.

Kerusuhan akhir pekan ini didorong oleh laporan berita palsu di media sosial bahwa tersangka penusukan fatal tiga anak di Southport pada hari Senin adalah seorang pencari suaka Muslim.

Namun, hal ini tidak benar. Pelaku, Axel Rudakubana, 17 tahun, yang lahir di Wales dari orang tua imigran Rwanda yang beragama Kristen. Ia didakwa dengan tiga pembunuhan dan 10 percobaan pembunuhan.

Menteri Kepolisian Inggris, Diana Johnson mengatakan pemerintah akan mengambil tindakan tegas. Dengan 4.000 petugas ketertiban umum tambahan yang ditempatkan untuk mengatasi gangguan, sebagian besar di Inggris utara.

Ia mengatakan ada nada rasis yang kuat dalam protes tersebut dan orang-orang ketakutan karena warna kulit mereka.

"Itu tidak benar dan pemerintah akan mengambil tindakan apa pun untuk mengatasinya," kata Johnson.

Di Belfast, Irlandia Utara, seorang pengusaha Muslim yang supermarketnya dirusak dalam serangan pembakaran, mengatakan komunitas Islam diserang dengan sengaja.

"Orang-orang menyerang tempat ini, rasisme terhadap Islam dan Muslim, khususnya komunitas Muslim," kata pria bernama Bashir. 

Bagikan:

Data

Komentar (0)

Login to comment on this news

Updates

Popular

Place your ads here
Data
Pointer
Interaktif
Program
Jobs
//