Industri Kurma Israel Takut Diboikot Selama Ramadan

Oleh Arie Dwi Budiawati - fakta.com
01 Maret 2024 12:27 WIB
Ilustrasi kurma. (Dokumen Freepik)

FAKTA.COM, Jakarta - Perang yang berlangsung di Gaza mempersulit penjualan kurma Israel di Eropa menjelang bulan Ramadan.

Dikutip dari Middle East Eye, Jumat (1/3/2024), media setempat, Haaretz, melaporkan sepertiga ekspor kurma tahunan oleh produsen Israel dilakukan selama Ramadan. Namun, ketakutan terhadap boikot kurma dari Israel pun menjalari para pengusaha.

Haaretz juga melaporkan kampanye iklan senilai US$500 ribu yang mempromosikan kurma Israel Medjool Israel dihentikan. Penghentian ini merupakan tanggapan terhadap boikot produk Israel.

Sejak pertumpahan darah di Gaza, komunitas Muslim mengawasi ketat produk-produk Israel.

"Siapa pun yang mendekati rak itu dan melihat tulisan 'Buatan Israel', akan berpikir dua kali," ujar seorang pengusaha yang memiliki hubungan dengan industri kurma kepada Haaretz.

Israel Kecam Putusan Genosida, Mahkamah Internasional Dicap Antisemit

Pengusaha ini menyebut mayoritas kurma dijual selama Ramadan.

"Mereka (komunitas Muslim) membeli dari orang lain. Mereka mencoba menghukum kami," kata dia.

Kehilangan Pendapatan

Selama beberapa tahun terakhir, kampanye gerakan Boycott, Divestment, Sanctions (BDS) memberikan tekanan kepada perusahaan-perusahaan Israel untuk mengakhiri kependudukan.

Sekadar informasi, kurma merupakan bagian penting selama Ramadan. Banyak umat Islam memastikan buah itu berasal dari sumber yang etis.

Israel merupakan salah satu produsen kurma terbesar di dunia, khususnya kurma Medjool yang populer.

Kelompok pendukung BDS memastikan konsumen bisa membuat pilihan yang tepat untuk menghindar dari produk-produk Israel.

"Ada organisasi yang memasuki supermarket di Eropa yang menjual kurma dengan merek kami. Mereka menempelkan stiker di supermarket yang menyatakan pembelinya 'berkontribusi terhadap genosida'," ujar salah satu produsen kurma Israel kepada Haaretz.

Kampanye solidaritas terhadap Palestina, mengatakan sebagian besar kurma medjool Israel ditanam di pemukiman ilegal di Tepi Barat. Wilayah ini diduduki oleh para pemukim Israel.

Breaking News: Mahkamah Internasional Memutuskan Israel Harus Hentikan Genosida

Para penggiat juga mengingatkan masyarakat untuk memeriksa label asal kurma sebelum membeli.

Pangsa pasar Medjool yang dimiliki Israel sebanyak 50% dan menjadikannya sebagai salah satu yang terbesar di dunia.

Menurut data Kementerian Pertanian Israel, ekspor kurma dari sana mencapai US$338 juta pada 2022 dibandingkan dengan ekspor buah-buahan lainnya senilai US$432 juta.

Untuk melawan kampanye boikot, produsen Israel bekerja sama dengan beberapa pembeli untuk mengubah label produk mereka. Tujuannya untuk mengaburkan asal muasal kurma, menurut laporan Haaretz.

Ekspor kurma ke Turki pun anjlok 50% pada Oktober tahun lalu. Padahal, pasar itu menyumbang 10% dari seluruh ekspor kurma dari Israel.

Bagikan:

Data

Komentar (0)

Login to comment on this news

Updates

Popular

Data
Pointer
Interaktif
Program
Jobs
//