CIA Minta Turki Tengahi Konflik Iran Vs Israel

Konflik Israel - Palestina.

FAKTA.COM, Jakarta - Direktur Badan Intelijen Pusat (CIA) Amerika Serikat William Burns menelepon Direktur Organisasi Intelijen Nasional Turki Ibrahim Kalin dan memintanya untuk menjadi mediator dalam konflik antara Israel dan Iran, lapor media Turki.

Kalin dan Burns juga bertukar pandangan tentang negosiasi gencatan senjata di Gaza, seperti dilaporkan stasiun TV TRT Haber.

Setelah percakapan dengan mitranya dari AS, Kalin pun berunding dengan perwakilan kelompok perlawanan Palestina Hamas, menurut laporan tersebut.

Pada Sabtu (13/4/2024) malam, Korps Pengawal Revolusi Islam (IRGC) Iran meluncurkan lebih dari 300 pesawat nirawak (drone) dan rudal ke Israel dalam serangan langsung pertamanya ke wilayah Israel, menurut data Pasukan Pertahanan Israel (IDF).

Serangan tersebut untuk membalas serangan udara Israel terhadap konsulat Iran di Damaskus, Suriah pada 1 April.

Juru bicara IDF Daniel Hagari mengklaim bahwa Israel telah mencegat 99 persen target udara yang ditembakkan Iran, termasuk semua drone.

Sementara itu, seperti kutip dari Antara, Duta Besar Republik Islam Iran untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Amir Saeid Iravani menegaskan bahwa operasi militer negaranya terhadap Israel pada Sabtu (13/4) merupakan upaya untuk membela diri.

Geger Kabar Indonesia Normalisasi Hubungan dengan Israel

“Operasi Iran sepenuhnya merupakan perwujudan dari hak yang melekat pada Iran untuk membela diri. Tindakan yang telah selesai tersebut diperlukan dan proporsional,” ucap Iravani dalam sidang darurat Dewan Keamanan PBB pada Minggu (14/4).

Iravani menyatakan bahwa serangan tersebut hanya mengincar instalasi militer dan dilakukan dengan sangat hati-hati untuk mengurangi potensi eskalasi dan korban warga sipil, menurut keterangan tertulis PBB.

Perwakilan Iran itu justru menyayangkan sejumlah anggota Dewan Keamanan (DK) PBB, seperti Amerika Serikat, Inggris, dan Prancis, yang gagal melihat akar masalah yang membuat pihaknya melancarkan aksi tersebut.

“Dengan munafiknya ketiga negara tersebut menyalahkan dan menuduh Iran tanpa memperhatikan kegagalan mereka sendiri dalam menjunjung komitmen internasional mereka untuk mewujudkan perdamaian dan keamanan kawasan,” kata Iravani.

Ia juga menyebut ada upaya mendiskreditkan hak membela diri Iran dengan kebohongan dan disinformasi.

Tiga Anak Pemimpin Hamas Tewas dalam Serangan Israel di Gaza

Di sisi yang lain, Duta Besar Israel untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Gilad Erdan mengatakan serangan Iran ke negaranya pada Sabtu (13/4) membuktikan bahwa Iran telah melampaui batas dan merupakan ancaman bagi perdamaian kawasan dan dunia.

“Serangan tersebut telah melampaui segala batas dan Israel memiliki hak untuk membalas,” kata Erdan dalam sidang darurat Dewan Keamanan PBB pada Minggu (14/4).

Erdan mengatakan bahwa serangan Iran terhadap Israel adalah eskalasi yang belum pernah terjadi sebelumnya, serta menjadi rambu bahaya atas peringatan-peringatan terdahulu yang diabaikan, menurut keterangan tertulis PBB.

“Israel berusaha untuk menyadarkan dunia tentang potensi bahaya yang dimiliki Iran dan proksinya,” ujar dia.

Sembari menyampaikan pernyataannya di hadapan Dewan Keamanan PBB, Erdan memutarkan sebuah video yang ia sebut menunjukkan serangan Iran tersebut saat di area udara Masjid Al-Aqsa.

Ia lantas mempertanyakan apa yang telah PBB lakukan untuk melindungi dunia dari Iran.

Bagikan:

Data

Komentar (0)

Login to comment on this news

Updates

Popular

Place your ads here
Data
Pointer
Interaktif
Program
Jobs
//