Intimidasi Aparat, Ketua BEM UI: Saya Terus Kritis Tanpa Ketakutan

Oleh Riezky Maulana - fakta.com
10 November 2023 13:40 WIB
Ketua BEM UI, Melki Sadek Huang mengaku mendapat intimidasi dari aparat usai reaksinya atas pususan MK. (Dokumentasi: instagram/@melkisedekhuang)

FAKTA.COM, Jakarta - Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Indonesia (BEM UI) Melki Sedek Huang mengaku dapat intimidasi usai bereaksi atas putusan Mahkamah Konstitusi ihwal batas usia capres-cawapres. 

Dugaan intimadasi tersebut tak hanya dialaminya secara pribadi, melainkan juga ke orangtua hingga gurunya di Pontianak, Kalimantan Barat. 

Melki menuturkan, kediamannya di Tanah Borneo didatangi aparat gabungan TNI-Polri. 

"Aparat keamanan ada dari TNI-Polri menanyakan ke ibu saya, Melki biasa balik ke rumah kapan? Melki kegiatan dulu di rumah ngapain saja?" ungkap Ketua BEM UI dikutip, Jumat 10 November 2023.

Putusan Lengkap Pencopotan Anwar Usman oleh MKMK

Menurut dia, petugas TNI-Polri juga menanyakan secara spesifik kapan ibunya dan Melki berkomunikasi. Bahkan, handphone-nya beberapa kali menerima telepon dari aparat. 

"Beberapa kali ditanyakan termasuk guruguru di sekolah saya. HP saya beberapa kali ditelepon aparat keamanan," bebernya. 

Mendapat sejumlah intimadasi tersebut, Melki mengaku tak takut. Katanya, ketika banyak mendapat ancaman berarti dirinya sudah berada di jalan yang benar. 

Melalui unggahan cerita Instagram, Melki turut mengungkapkan bahwa sejak awal tahun ketika organisasi yang dipimpinnya mengkritisi sejumlah hal, acapkali tindakan intimidasi dan represif didapat. 

"Sejak awal tahun, ketika mengkritisi apapun, BEM UI selalu jadi korban intimidasi dan represi dari berbagai golongan," tulisnya. 

Breaking News: Suhartoyo Jadi Ketua MK Terpilih

Lebih lanjut dipaparkan, tak hanya BEM UI saja yang mendapatkan tindakan kurang menyenangkan tersebut. Sejumlah pihak yang coba kritis atas kebijakan apapun juga menjadi korban. 

Selain intimidasi, Melki mengatakan bahwa dirinya pernah menolak uang segepok yang ditawarkan agar tidak melakukan aksi. 

"Diancam 'disapu bersih' ketika demonstrasi sudah pernah, diikuti hingga ke kost sudah pernah, diancam 'dihitamkan' secara akademik sudah pernah, menolak segepok uang demi pernah, kini ancamannya menebar takut pada keluarga," tuturnya. 

Dia menegaskan, upaya intimadasi yang dia terima tak akan menyurutkan langkahnya dalam mengkritisi sebuah kebijakan yang dianggap tak benar. 

Bagikan:

Data

Komentar (0)

Login to comment on this news

Updates

Popular

Data
Pointer
Interaktif
Program
Jobs
//