Bisakah AI Jadi Masa Depan Musik K-Pop?

Video Maestro Seventeen. (YouTube/Hybe)

FAKTA.COM, Jakarta - Kecerdasan buatan (AI) tengah memecah belah para penggemar K-Pop saat ini.

Beberapa idola K-Pop yang paling tenar saat ini, telah bereksperimen dengan teknologi untuk membuat video musik dan memproduksi lagu, termasuk boy band Seventeen.

Tahun lalu grup Korea Selatan ini menjual sekitar 16 juta album, menjadikan mereka salah satu artis K-pop tersukses dalam sejarah. Namun, album dan singel terbaru mereka, Maestro, yang membuat orang-orang membicarakannya.

Video musik tersebut menampilkan adegan yang dihasilkan oleh AI. Saat peluncuran album di Seoul, salah satu anggota band, Woozi, mengatakan kepada wartawan bahwa ia "bereksperimen" dengan AI saat membuat musik.

"Kami berlatih membuat lagu dengan AI, karena kami ingin berkembang seiring dengan teknologi daripada mengeluh tentangnya," katanya.

Namun, setelah itu Woozi membantah di Instagram pada Senin (15/7/2024). Ia mengatakan bahwa semua musik Seventeen ditulis dan dikomposisi oleh kreator manusia.

Teaser Maestro Seventeen. (Dok. Soompi) Teaser Maestro Seventeen. (Dok. Soompi)

Di halaman diskusi K-pop, penggemar terpecah belah mengenai isu penggunaan AI, dengan beberapa mengatakan lebih banyak regulasi perlu diberlakukan sebelum teknologi tersebut menjadi hal yang lazim.

Yang lain lebih terbuka terhadap hal itu, termasuk penggemar berat Ashley Peralta. 

"Jika AI dapat membantu seorang artis mengatasi hambatan kreatif, maka itu tidak masalah bagi saya," kata wanita berusia 26 tahun itu, dilansir di BBC, Kamis (18/7/2024).

Namun, kekhawatirannya adalah bahwa seluruh album yang liriknya dibuat oleh AI berarti penggemar akan kehilangan kontak dengan musisi favorit mereka. 

Menurutnya, para penggemar menyukai ketika musik merupakan cerminan dari seorang artis dan emosinya. AI dinilai dapat menghilangkan komponen penting yang menghubungkan penggemar dengan artis.

"Artis K-pop jauh lebih dihormati saat mereka terlibat langsung dalam koreografi, penulisan lirik, dan komposisi, karena Anda bisa merasakan sebagian dari pikiran dan perasaan mereka," tutur Ashley yang memiliki Spill the Soju, podcast penggemar K-pop.

Bagi mereka yang bekerja di produksi K-Pop, tidak mengherankan bahwa para artis merangkul teknologi baru.

Chris Nairn adalah seorang produser, komposer, dan penulis lagu yang bekerja dengan nama Azodi. Selama 12 tahun terakhir, ia telah menulis lagu untuk para artis K-pop termasuk Kim Woojin dan agensi terkemuka SM Entertainment.

"Bagi saya, tidak mengherankan bahwa mereka menerapkan AI dalam penulisan lirik, ini tentang mengikuti perkembangan teknologi." kata Nairn.

Aespa. (YouTube/SMTOWN) Aespa. (YouTube/SMTOWN)

Seventeen bukan satu-satunya band K-pop yang bereksperimen dengan AI. Girl group Aespa, yang memiliki beberapa anggota AI serta manusia, juga menggunakan teknologi tersebut dalam video musik terbaru mereka. 

Supernova menampilkan adegan-adegan yang dibuat di mana wajah para anggota band tetap diam karena hanya mulut mereka yang bergerak.

Apakah AI adalah masa depan K-pop? Chris tidak begitu yakin.

Sebagai seseorang yang bereksperimen dengan generator lirik AI, ia merasa liriknya tidak cukup kuat untuk artis papan atas.

"AI menghasilkan materi berkualitas cukup bagus, tetapi ketika Anda berada di tingkatan teratas dalam permainan penulisan lagu, umumnya, orang-orang yang terbaik telah berinovasi dan menciptakan sesuatu yang benar-benar baru." jelasnya.

Menurutnya, AI bekerja dengan mengambil apa yang telah diunggah dan karenanya tidak dapat berinovasi sendiri. Jika ada, Chris memprediksi AI dalam K-pop akan meningkatkan permintaan untuk lagu-lagu yang lebih personal. 

"Akan ada tekanan dari penggemar untuk mendengar lirik yang berasal dari hati artis, dan karenanya terdengar berbeda dengan lagu-lagu yang dibuat menggunakan AI," katanya.

Sementara itu, seorang pakar menilai bahwa AI bisa menjadi pengubah permainan di pasar K-pop. Karena dulu, masalah dengan lagu-lagu yang diadaptasi AI adalah mereka tidak dapat menambahkan sedikit emosi, tetapi ia yakin mereka sekarang dapat melakukannya.

Ini memungkinkan produksi album-album yang diadaptasi AI yang hampir sempurna. 

"Karena keterbatasan kemungkinan yang dapat dicapai dengan AI semakin berkurang, AI akan memiliki dampak yang signifikan pada industri musik di masa depan, jika tidak segera,” kata Kim Sung-soo, seorang kritikus budaya, dikutip dari The Korea Herald.

Bagikan:

Data

Komentar (0)

Login to comment on this news

Updates

Popular

Place your ads here
Data
Pointer
Interaktif
Program
Jobs
//