Ternyata Ini Penyebab UMKM Sulit Bayar Kredit

Penyaluran kredit konsumsi dan UMKM dalam paparan CORE, Selasa (23/7/2024). (Tangkapan layar)

FAKTA.COM, Jakarta - Bagai pungguk merindukan bulan, rasio kredit UMKM masih jauh dari harapan. Padahal pada tahun ini Presiden Joko Widodo memasang target rasio kredit UMKM sebesar 30%.

Melihat kondisi itu, Direktur Riset Bidang Keuangan CORE Indonesia, Etika Karyani mengungkapkan, rasio kredit UMKM masih jauh dari ekspektasi. Pasalnya, penyaluran kredit UMKM masih berada di sekitar 19%-20% dari total kredit bank umum, sementara targetnya itu 30%.

“Angka ini juga jauh di bawah penyaluran kredit di China yang antara 60%-65%,” tutur Etika, dalam CORE Midyear Economic Review 2024, Selasa (23/7/2024).

Hal ini perlu menjadi sorotan mengingat kontribusi UMKM terhadap perekonomian nasional cukup signifikan. Seperti diketahui, UMKM menyumbang sekitar 60% dari total Produk Domestik Bruto (PDB) dan menyerap sekitar 97% tenaga kerja nasional. 

Apa Iya UMKM Makin Sulit Bayar Kredit?

Di samping itu, rasio kredit bermasalah atau Non Performing Loan (NPL) mengalami peningkatan dan angkanya berada di atas nilai NPL secara keseluruhan.

Hal itu diungkap oleh Deputi Gubernur Bank Indonesia, Juda Agung dalam Pengumuman Hasil Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia, Rabu (17/7/2024). Juda bilang, per Mei 2024, tingkat NPL UMKM berada di sekitar 4%.

Sementara itu, rasio kredit bermasalah secara umum berada di angka 2,34% bruto dan 0,79% netto. 

Sebelumnya, pada konferensi pers Hasil RDK Bulanan Juni 2024 yang diadakan di Jakarta pada Senin (8/7/2024), Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengungkapkan bahwa per Mei 2024, tingkat loan at risk (LAR) untuk kredit UMKM mencapai 13,83%. Angka ini lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata LAR kredit secara keseluruhan yang sebesar 11,04%. 

Petani Tembakau-Cengkeh Datangi DPR, Minta Cukai Khusus Rokok UMKM

Sebagai tambahan informasi, LOA adalah indikator yang digunakan untuk melihat risiko gagal bayar atas kredit yang disalurkan. 

Fakta ini menunjukkan bahwa masih ada beberapa catatan dalam penyaluran kredit UMKM di Indonesia. Mulai dari masih rendahnya penyaluran dibandingkan dengan target yang ditetapkan, serta kemampuan UMKM dalam memenuhi kewajiban kreditnya.

Penurunan daya beli masyarakat

Membedah penyebabnya, Etika bilang, saat ini daya beli dan konsumsi masyarakat sedang tertekan. Hal ini dapat menggerus permintaan kredit UMKM, sekaligus mengancam kualitas kredit.

Etika menuturkan, kelas menengah yang menjadi mayoritas masyarakat Indonesia sedang mengalami tekanan daya beli, hal tersebut disebabkan oleh kenaikan biaya cicilan setelah pandemi Covid-19.

“Kemudian muncul fenomena makan tabungan yang juga mengindikasikan adanya pelemahan pada daya beli,” kata Etika menambahkan.

Sertifikasi Halal Mulai Berlaku Oktober 2024, Khusus UMKM Ditunda hingga 2026

Kendati nilai NPL kredit UMKM meningkat dan tergolong tinggi, rasio cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) masih dalam keadaan baik.

"Namun kabar baiknya, rasioCKPN bank-bank penyalur kredit UMKM masih mencukupi," kata Juda

Menurut Juda, angkanya ada di level 160%. Begitu juga dengan rasio kecukupan modal (CAR) yang masih dalam kisaran 20%.

Bagikan:

Data

Komentar (0)

Login to comment on this news

Updates

Popular

Place your ads here
Data
Pointer
Interaktif
Program
Jobs
//