Sinyal The Fed, Era Suku Bunga Tinggi Bakal Berakhir

Ilustrasi. (Dokumen freepik)

FAKTA.COM, Jakarta - Ketua Federal Reserve (The Fed) Amerika Serikat, Jerome Powell memberikan sinyal pemangkasan suku bunga.

Hal itu ia sampaikan dalam pidatonya di Jackson Hole Economic Policy Symposium, Jumat (23/8/2024). Powell mengatakan, kebijakan restriktif The Fed beberapa waktu ke belakang membuahkan progress baik, meski pekerjaannya belum selesai.

Powell percaya, tingkat inflasi akan segera menyentuh target yang The Fed tetapkan, yaitu 2%. Seperti diketahui, imbas dari pandemi Covid-19, perekonomian Amerika Serikat overheat, tingkat inflasinya bahkan sempat menembus 9,1% yang mana tertinggi sejak 40 tahun terakhir.

Menanti Penurunan Bunga Acuan, Kapan Bakal Kejadian?

Meredam laju inflasi, The Fed menerapkan kebijakan moneter restriktif, higher for longer. Imbasnya, tingkat pengangguran meningkat. Sepanjang tahun ini saja, angkanya terus melonjak.

Jika dirinci, tingkat pengangguran Amerika Serikat sepanjang tahun 2024 adalah sebagai berikut.

Januari : 3,7%

Februari : 3,9%

Maret : 3,8%

April : 3,9%

Mei: 4%

Juni : 4,1%

Juli : 4,3%

Sumber : US Bureau of Labor Statistics

Menanggapi perkembangan data tersebut, Powell mengatakan akan melakukan respons kebijakan. Ia bilang, fokusnya kini adalah memperkuat pasar tenaga kerja dan meredam gejolak tingkat pengangguran.

The time has come for policy to adjust,” kata Powell.

Arti Higher for Longer yang Disebut Sri Mulyani di Pertemuan APEC

Sinyal penyesuaian suku bunga oleh bos The Fed menandakan periode kebijakan moneter higher for longer akan segera berakhir. Itu adalah kondisi dimana suku bunga tinggi di waktu yang lama. 

Dengan berakhirnya kebijakan itu, artinya, negara-negara lain juga memiliki ruang untuk pelonggaran kebijakan moneter, termasuk Indonesia.

Seperti diketahui, Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo berulang kali mengatakan bahwa ruang pemangkasan BI Rate sangat terbuka lebar, apalagi jika melihat The Fed yang akan segera memangkas suku bunganya.

Meski begitu, Perry bilang BI Rate baru akan diturunkan di Kuartal IV 2024. Hal tersebut karena saat ini fokus BI masih dalam penguatan nilai tukar rupiah.

“Kuartal III (2024), fokus kami untuk penguatan lebih lanjut stabilitas rupiah,” ujar Perry, dalam Rapat Dewan Gubernur BI, Rabu (21/8/2024).

Bagikan:

Data

Komentar (0)

Login to comment on this news

Updates

Popular

Place your ads here
Data
Pointer
Interaktif
Program
Jobs
//