Rupiah Perkasa, Bye-bye 16.000

Nilai tukar rupiah. (Dokumen Bank Indonesia)

FAKTA.COM, Jakarta - Nilai tukar rupiah resmi kembali di bawah level Rp16.000. Jika mengutip data informasi kurs JISDOR Bank Indonesia, posisi rupiah berada di level Rp15.952 per Kamis (8/8/2024).

Level ini terjadi pertama kalinya sejak 22 Mei 2024. Artinya, nilai tukar rupiah sudah bertahan di atas Rp16.000 dalam hampir tiga bulan.

Adapun dengan posisi terbaru itu, nilai tukar rupiah masih melemah 3,32%.

Tanda-tanda penguatan nilai tukar rupiah terjadi setelah data ekonomi Amerika Serikat pada Juli 2024 sudah menunjukkan pelemahan. Menurut publikasi Office of Chief Economist Bank Mandiri, hal itu terlihat dari angka pengangguran yang meningkat dari 4,1% menjadi 4,3%.

Hal tersebut menunjukkan lemahnya pasar tenaga kerja sejak puncaknya pasca-pandemi. Sementara itu, pada Rapat Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) Juli, The Fed mempertahankan suku bunga pada 5,25%-5,5%.

Rupiah Masih Terdepresiasi Meski Bank Indonesia Rajin Intervensi

Di sisi lain, posisi cadangan devisa (cadev) Indonesia sedang membesar. Per akhir Juli 2024, nilainya mencapai Rp145,4 miliar.

Adapun Chief Economist Bank Mandiri memperkirakan The Fed akan menurunkan suku bunga menjadi 5%-5,25% jelang akhir tahun 2024 atau saat inflasi AS turun mendekati 2%.

Cadev Kembali Meningkat, Nilai Tukar Rupiah Belum Bisa Menguat

Oleh karena itu, kemungkinan pemotongan suku bunga akan membuka ruang bagi terapresiasinya rupiah dan akan mendukung kecukupan cadangan devisa. "Kami memperkirakan Rupiah akan berada di level Rp15.813 pada akhir tahun 2024," bunyi riset Chief Economist Bank Mandiri.

Bagikan:

Data

Komentar (0)

Login to comment on this news

Updates

Popular

Place your ads here
Data
Pointer
Interaktif
Program
Jobs
//