Menguji Kembali Data Jumlah Orang Miskin Naik Kelas

Ilustrasi tingkat kemiskinan. (Dokumen Antara Foto/Bayu Pratama S/Spt)

FAKTA.COM, Jakarta - Dalam lima tahun terakhir, kelompok rentan miskin meningkat. Plt Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan, hal tersebut karena adanya penurunan tingkat kemiskinan sehingga beberapa di antaranya naik kelas.

Namun, apakah benar faktanya seperti itu?

Seperti diketahui, merujuk kepada data BPS, kelompok rentan miskin sedang dalam tren peningkatannya. Secara rinci, adalah sebagai berikut.

Menanggapi data itu, Amalia mengatakan, hal tersebut merupakan dampak dari penurunan tingkat kemiskinan. Per Maret 2024, tingkat kemiskinan di Indonesia adalah 9,03% atau 25,22 juta orang. Angka tersebut menurun 0,33% (yoy).

“Kan jumlah penduduk miskinnya turun, jadi naiknya kemana? Enggak mungkin loncat jadi kelas atas dong, jadi naik ke kelas atasnya, yaitu kelompok rentan miskin,” kata Amalia kepada awak media, Jumat (30/8/2024).

Kendati persentase kemiskinan menurun, jika dirinci jumlahnya dalam lima tahun terakhir justru meningkat tipis. Maret 2019, angka kemiskinan 25,14 juta. Sementara itu, per Maret 2024, angkanya meningkat menjadi 25,22 juta.

Perlu pendalaman

Menanggapi hal tersebut, Ekonom Bright Institute, Muhammad Andri Perdana mengatakan bahwa kurang tepat mengatakan peningkatan kelas rentan miskin disebabkan oleh persentase penduduk miskin yang menurun. Menurutnya, secara neto proporsi penurunan tingkat kemiskinan sejak 2019-2024 sangat tipis, yakni 0,38% saja.

25,22 Juta Warga Indonesia Masih Miskin

Andri pun bilang, bahkan ada indikator yang menunjukkan kondisi buruk yang dialami kelompok miskin beberapa waktu ke belakang.

“Jika melihat Mandiri Spending Index, indeks tabungan kelas bawah jauh lebih parah. Di awal 2023, angkanya di kisaran 90, tetapi per Juni 2024 menurun hingga 41,8,” kata Andri kepada Fakta.com, Senin (2/9/2024).

Artinya, meskipun secara persentase tingkat kemiskinan menurun, tetapi itu tidak menunjukkan adanya peningkatan kesejahteraan kelas miskin. Padahal, bisa saja mereka semakin menghabiskan tabungan dan aset, bahkan menambah utang.

Di samping itu, Andri juga menyoroti bantuan sosial yang diterima oleh kelas miskin, justru tidak sebesar kelompok di atasnya. Andri bilang, berdasarkan pemaparan di nota Keuangan RAPBN 2025 lalu, kelas miskin hanya mengambil kurang dari 14% dari seluruh anggaran bantuan sosial, seperti PKH, Bansos, PIP, PBI JKN, dan lain-lain.

“Lebih dari 86% anggaran bansos sisanya dinikmati oleh kelas di atasnya. Bahkan top 20% sekalipun masih kecipratan 9,6% dari anggaran tersebut,” ujar Andri menambahkan.

Pengeluaran Kurang dari Rp582 Ribu/Bulan? Kamu Terhitung Miskin

Sementara itu, dari anggaran subsidi dan kompensasi, 10% masyarakat termiskin hanya menikmati 7,3% dari 213,4 triliun anggaran yang terealisasi di tahun 2023.

“Jangankan 10% terbawah, 40% terbawah pun hanya menikmati 37,3% yang mana sisanya sebesar 62,7% dinikmati kelas-kelas di atasnya,” ucap Andri.

Dihubungi secara terpisah, Ekonom INDEF, Eko Listiyanto menyoroti metodologi BPS dalam mengklasifikasikan kelas miskin berdasarkan pengeluaran. Pasalnya, hal tersebut bisa menjadi bias apabila ada peningkatan pengeluaran akibat penyaluran perlinsos.

“Bantuan untuk masyarakat bawah secara akumulatif tentu kan akan meningkatkan disposable income,” kata Eko.

Mengintip Kantong Kemiskinan di Indonesia, Daerah Mana Saja?

Menurut Eko, masyarakat bisa mengkonsumsi lebih karena ada beberapa aspek yang dibantu oleh pemerintah sehingga seolah-olah mereka sudah keluar dari kemiskinan, tetapi sebenarnya belum.

Eko kembali menegaskan dugaan tersebut dengan masih tingginya tingkat pengangguran serta sulitnya ketersediaan lapangan pekerjaan.

“Kalau penciptaan lapangan kerjanya itu sebetulnya cukup masif, sangat wajar kemiskinan turun karena ada lapangan kerja, tetapi kan ini kalau kita lihat dari pasar tenaga kerja, juga masalahnya masih banyak gitu ya, penganggurannya juga besar gitu, jadi agak enggak make sense-nya gitu,” pungkas Eko.

Bagikan:

Data

Komentar (0)

Login to comment on this news

Updates

Popular

Place your ads here
Data
Pointer
Interaktif
Program
Jobs
//