Mengenal Alat Ukur Ketimpangan Bernama Gini Rasio

Ilustrasi. (Dokumen Kemenkeu)

FAKTA.COM, Jakarta - Ketimpangan ekonomi adalah salah satu isu yang penting dalam pembangunan. Pasalnya, esensi pembangunan bukan hanya dilihat dari angka-angka pertumbuhan saja, tetapi juga memperhatikan bagaimana tingkat pemerataannya.

Salah satu indikator yang mampu menunjukkan tingkat ketimpangan di suatu negara adalah Gini Rasio, yakni ukuran statistik yang digunakan untuk melihat ketimpangan distribusi pendapatan di suatu negara dengan skala 0 - 1. Nilai 0 menunjukkan pendapatan yang merata, sedangkan 1 menunjukkan ketimpangan sempurna.

Mengutip berbagai sumber, Gini Rasio dihasilkan dari membandingkan persentase total pendapatan yang dimiliki oleh berbagai kelompok penduduk dengan persentase jumlah penduduk itu sendiri.

Dengan kata lain, kita dapat melihat seberapa banyak pendapatan yang diterima oleh kelompok-kelompok berbeda dalam masyarakat, lalu membandingkan itu dengan seberapa besar jumlah orang dalam kelompok tersebut.

Ini Dia Rincian Asumsi Makro, APBN, hingga Indikator Pembangunan 2025

Misalnya, kita bisa melihat berapa banyak pendapatan yang dimiliki oleh 20% orang termiskin dibandingkan dengan 20% orang terkaya, dan seterusnya. Dari perbandingan tersebut, kita bisa tau apakah pendapatan tersebar merata atau terkonsentrasi pada kelompok tertentu.

Di Indonesia, angka gini rasio dirilis setiap dua kali dalam setahun oleh Badan Pusat Statistik (BPS) melalui olahan data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas). Adapun tren gini rasio di Indonesia dalam lima tahun terakhir adalah sebagai berikut.

Merujuk kepada data tersebut, ketimpangan di perkotaan selalu lebih besar dibandingkan dengan pedesaan. Selain itu, gini rasio di perkotaan cenderung menunjukkan fluktuasi yang lebih besar. Semula sebesar 0,392 pada Maret 2019, angka tersebut meningkat menjadi 0,409 pada Maret 2023, sebelum akhirnya turun kembali menjadi 0,399 pada Maret 2024.

Sebaliknya, gini rasio di pedesaan relatif stabil selama periode 2019-2023, dengan angka berkisar di antara 0,313 hingga 0,319. Namun, pada Maret 2024, terjadi penurunan yang cukup signifikan, yaitu menjadi 0,306.

Asumsi Ekonomi Makro dan Indikator Pembangunan 2025

Secara nasional, gini menunjukkan tren yang mirip dengan kondisi di perkotaan. Angka nasional sempat mencapai puncaknya pada Maret 2023 dengan nilai 0,388, namun kembali menurun menjadi 0,379 pada Maret 2024.

Meski penurunan ini bisa dianggap positif, hal ini juga mengindikasikan bahwa kesenjangan di perkotaan masih menjadi faktor dominan yang mempengaruhi gini rasio, mengingat trennya relatif serupa dengan kondisi perkotaan.

Tambahan informasi, pemerintah dan DPR telah menyetujui target Gini Rasio untuk sasaran pembangunan pada RAPBN 2025 sebesar 0,379 - 0,382.

Bagikan:

Data

Komentar (0)

Login to comment on this news

Updates

Popular

Place your ads here
Data
Pointer
Interaktif
Program
Jobs
//