Menakar Dampak Penguatan Rupiah ke Pelaku Usaha dan Peluang Berinvestasi

Ilustrasi penguatan nilai tukar rupiah. (Dokumen Pixabay)

FAKTA.COM, Jakarta - Sepanjang bulan Agustus, rupiah terus menguat. Lantas, peluang apa saja yang bisa dimanfaatkan?

Meski masih berfluktuasi, nilai rupiah sedang dalam tren menguat. Sepanjang Agustus ini, angkanya terus bertahan di bawah Rp16.000.

Per Jumat (30/8/2024), catatan terakhir nilai tukar rupiah atas dolar Amerika pada informasi kurs JISDOR BI adalah Rp15.473 atau menguat 5,04% dari posisi akhir Juli 2024 Rp16.294.

Ekonom BCA, David Sumual menjelaskan, penguatan rupiah ini akan menguntungkan pelaku usaha yang berorientasi pada impor.

Karena itu, sejalan dengan pernyataan David, pelaku usaha yang berorientasi pada impor memiliki peluang dengan tren penguatan nilai tukar rupiah. Meski begitu, David mengungkapkan, pelaku usaha perlu menyesuaikan biaya produksi dan biaya lainnya yang bernilai rupiah.

"Seperti biaya tenaga kerja, logistik dalam negeri, dan biaya bunga bank," kata David kepada Fakta.com, Jumat (30/8/2024).

Dihubungi terpisah, Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Jenderal Soedirman, Diah Setyorini Gunawan juga berpendapat serupa. Menurut Diah, bagi pelaku impor, penguatan rupiah akan menguntungkan mereka.

"Bagi eksportir, penguatan rupiah kurang memberikan dorongan. Ekspor justru lebih dipengaruhi oleh perlambatan ekonomi global," ujar Diah.

BI Rate Bakal Ikuti Penurunan Fed Rate, Rupiah Berpotensi Menguat

Diah pun menegaskan, penguatan rupiah berdampak pada penurunan biaya produksi komoditas yang komponen bahan bakunya masih menggunakan barang impor. "Hal ini akan berpengaruh pada konsumsi masyarakat," ucapnya.

Sekadar informasi, berdasarkan rilis data Badan Pusat Statistik (BPS), impor Indonesia didominasi oleh bahan baku/penolong.

Artinya, kebutuhan impor untuk menunjang industri domestik cukup tinggi. Sepanjang periode (Januari-Juli) tahun ini saja, nilai impor bahan baku/penolong sebesar US$96,42 miliar atau berkontribusi terhadap total impor sebesar 73,39%.

Peluang investasi

David juga berpendapat, selain menguntungkan pelaku usaha, masyarakat juga dapat memanfaatkan tren penguatan rupiah ini dengan berinvestasi.

“Untuk investasi, ketika rupiah menguat mungkin masyarakat dapat melihat emas yang seringkali harganya turun ketika US$ melemah,” kata David.

Begini Strategi Investasi dalam Kondisi Ekonomi Terkini

Begitu juga dengan pendapat Pengamat Pasar Modal, Lucky Bayu Purnomo. Lucky menuturkan, dalam kondisi seperti ini, untuk masyarakat yang hanya sekadar melihat perbandingan suku bunga, ia tidak menyarankan instrumen yang memiliki volatilitas yang tinggi seperti saham.

“Jadi pilihannya itu bisa reksadana, obligasi, dan komoditi emas,” kata Lucky menambahkan.

Adapun Diah juga menilai masyarakat dapat melakukan investasi di dalam negeri (menanam modal di dalam negeri). "Misal melalui instrumen reksadana, obligasi, dan saham," tuturnya.

Bagikan:

Data

Komentar (0)

Login to comment on this news

Updates

Popular

Place your ads here
Data
Pointer
Interaktif
Program
Jobs
//