Masih Ada Harapan Inflasi Tak Terkerek Pilkada

Ilustrasi. (Dokumen Bank Indonesia)

FAKTA.COM, Jakarta - Menjelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) pada November 2024, kenaikan inflasi pada barang-barang konsumsi diperkirakan masih relatif terbatas.

Proyeksi tersebut disampaikan Ekonom Bank Central Asia (BCA), David Sumual. Menurut David, kenaikan inflasi menjelang Pilkada diperkirakan tidak akan sekuat dampak Pemilihan Presiden (Pilpres) yang terjadi awal tahun ini.

“Secara umum, pasokan barang masih mencukupi dan harga relatif stabil, baik dari segi barang impor maupun mata uang,” kata David kepa Fakta.com, Kamis (5/9/2024).

Pasokan barang yang cukup serta stabilitas harga barang impor dan kurs mata uang turut berperan dalam menjaga inflasi tetap terkendali, didukung oleh peningkatan aktivitas konsumsi di berbagai sektor yang terkait membuat inflasi relatif terbatas.

“Akhir tahun lumayan membaik terdampak pula faktor musiman belanja akhir tahun dan liburan," tutur David.

Pilkada Diprediksi Bisa Kerek Inflasi

Menurut David, sektor-sektor yang akan terdampak oleh Pilkada, seperti makanan dan minuman, transportasi, komunikasi, logistik, periklanan, dan media, kemungkinan akan terdampak.

Hal ini sejalan dengan tanggapan Vice President Infovesta, Wawan Hendrayana, dengan adanya pelantikan pemerintahan baru dan program Makan Bergizi Gratis (MBG), akan meningkatkan permintaan terhadap produk-produk makanan, minuman, dan barang konsumsi lain.

“Dengan adanya program ini, sektor consumer goods akan diuntungkan,” kata Wawan belum lama ini.

Wawan juga menegaskan saham-saham di sektor barang konsumsi (consumer goods) juga diperkirakan akan mendapatkan sentimen positif, terutama dengan adanya program Makan Bergizi Gratis (MBG) dari pemerintahan baru di bawah Prabowo Subianto.

Inflasi Makin Rendah, Simak Pergerakannya hingga Agustus

Sementara itu, Office of Chief Economist, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk menjelaskan, ke depan potensi tekanan inflasi dapat muncul dari pelaksanaan pemilihan kepala daerah (Pilkada) yang akan berlangsung dua kali lebih besar dibandingkan tahun 2019.

Salah satu faktornya, peningkatan permintaan bahan baku impor. Namun nilainya tidak terlalu besar.

"Dengan kondisi tersebut kami memperkirakan bahwa inflasi domestik akan mencapai 2,78% yoy pada akhir 2024," sebut riset Office of Chief Economist, Bank Mandiri.

Seperti diketahui, Badan Pusat Statistik (BPS) merilis angka inflasi untuk Agustus tahun 2024 pada Senin (2/9/2024). Berdasarkan rilis tersebut, beras menjadi salah satu kontributor terbesar dalam peningkatan harga pada Agustus.

BPS mencatat terjadi inflasi sebesar 2,12% (yoy). Atas catatan tersebut, Indeks Harga Konsumen (IHK) meningkat dari 103,86 pada Agustus 2023 menjadi 106,06 pada Agustus tahun ini.

Bagikan:

Data

Komentar (0)

Login to comment on this news

Updates

Popular

Place your ads here
Data
Pointer
Interaktif
Program
Jobs
//