Konsumsi Pemerintah Lambat, Daya Beli Masyarakat Bisa Terhambat

Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan, Febrio Kacaribu saat diwawancara awak media di Jakarta, Selasa (6/8/2024). (Dokumen Fakta.com/Muhammad Azka Syafrizal)

FAKTA.COM, Jakarta - Konsumsi pemerintah jadi sorotan. Pada triwulan II-2024, pertumbuhannya hanya 1,42% secara year on year (yoy).

Catatan itu, menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), membuat konsumsi pemerintah tumbuh paling mini di antara pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) menurut pengeluaran.

Lantas apa penyebab konsumsi pemerintah tumbuh mini?

DKI Belum Larang Kemasan Saset, Pertimbangkan Daya Beli Masyarakat

Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan, Febrio Kacaribu mengatakan, perlambatan konsumsi di pemerintah pada triwulan II 2024 disebabkan oleh basis yang berbeda.

“Tahun lalu gaji ke-13 dan THR jatuhnya di triwulan II, sedangkan tahun ini di triwulan I, itu yang membuat konsumsi pemerintah terlihat kecil triwulan II tahun ini,” ujar Febrio kepada awak media, Selasa (6/8/2024).

Meski begitu, Febrio mengatakan belanja pemerintah secara keseluruhan masih sesuai dengan apa yang direncanakan dalam APBN.

Pelemahan Nilai Tukar Rupiah Berlanjut, Daya Beli Masyarakat Apa Kabar?

Dalam kesempatan terpisah, Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis UPN Veteran Jakarta, Aswin Rivai berpendapat, pemerintah perlu mempercepat belanja pemerintah untuk mendorong peningkatan konsumsi yang secara tidak langsung juga meningkatkan daya beli masyarakat nonpenerima bansos.

“Karena porsi terbesar pengeluaran masyarakat kelas menengah adalah untuk makanan,maka yang harus dilakukan pemerintah untuk meningkatkan daya beli masyarakat adalah menjaga stabilitas harga makanan pokok dan dalam jangka panjang adalah kenaikan upah,” kata Aswin.

Bagikan:

Data

Komentar (0)

Login to comment on this news

Updates

Popular

Place your ads here
Data
Pointer
Interaktif
Program
Jobs
//