Keuangan Digital Harus Mampu Dorong Pertumbuhan Ekonomi

Ilustrasi (dokumen AFPI)

FAKTA.COM, Jakarta -  Pertumbuhan industri dan ekosistem ekonomi digital di Indonesia terus mengalami peningkatan dalam beberapa tahun terakhir. Namun sinyal positif ini harus dibarengi dengan penguatan kerja sama antara pihak-pihak terkait, baik dari unsur pelaku usaha (swasta) maupun pemerintah dan regulator.

“Sebagai asosiasi yang berkerja sama dengan OJK, kami terus membuka diri untuk berkolaborasi dengan pemerintah, lembaga jasa keuangan lain atau dengan perusahaan secara umum,” ujar Sekjen Asosiasi Fintech Indonesia (Aftech), Budi Gandasoebrata, dalam keterangan tertulis, Rabu (1/11/2023).

Menurut Budi, pihaknya membuka luas kesempatan bagi talenta digital muda Indonesia untuk berkecimpung di keuangan digital dan berkontribusi bagi pembangunan ekonomi.

“Kami juga ingin masyarakat lebih tahu dan mendapatkan pemahaman mendalam terkait penggunaan fintech dengan potensi risikonya, tips dan trik penggunaan produk serta layanan fintech yang tepat guna untuk individu maupun UMKM,” tuturnya.

Payung Hukum Transformasi Digital Harus Dibuat Lebih Holistis

Dalam kesempatan yang sama, Ketua Umum Asosiasi Fintech Syariah Indonesia, Ronald Yusuf Wijaya mengungkapkan sebagai salah satu negara dengan jumlah penduduk muslim terbesar di dunia, Indonesia memiliki potensi untuk menjadi pusat ekonomi syariah.

“Kami mendorong fintech berbasis syariah bisa menjadi salah satu kontributor dalam mencapai tujuan tersebut,” katanya.

Ronald menambahkan, tantangan yang dihadapi terkait literasi dan inklusi keuangan syariah masih cukup besar.

“Indikasi itu terlihat dari indeks literasi keuangan syariah yang masih di angka 9,14% dan indeks inklusi keuangan syariah yang berada pada 12,12% sehingga perlu adanya penguatan dengan menyasar generasi muda,” imbuh dia.

Penerima Pinjaman Fintech Lending Menurun, TWP90 Makin Tinggi

Sementara itu, Deputi Komisioner Pengawas Inovasi Teknologi Sektor Keuangan, Aset Keuangan Digital dan Aset Kripto OJK, Moch. Ihsanuddin menyampaikan pasar yang begitu besar di Indonesia belum sepenuhnya tergarap dan terlayani.

“Kita harus melihat ini sebagai sebagai sebuah peluang untuk terus mengembangkan dan memicu inovasi digital di bidang keuangan dalam rangka mengakselerasi ekonomi nasional,” tegasnya.

Ihsanuddin menyebut, arah pengembangan keuangan digital di Tanah Air tetap on track. Hal itu tercermin dari peningkatan jumlah penyelenggara inovasi keuangan digital dari 87 penyelenggara di 2022 menjadi 99 penyelenggara pada tahun ini. 

Sebagai informasi, Laporan SEA e-Conomy oleh Temasek, Google, dan Bain & Company mencatat bahwa nilai ekonomi digital Indonesia sebesar US$77 miliar pada 2022. Angka tersebut diyakini melesat jadi US$130 miliar di 2025 mendatang. 

Adaun, Aftech bersama AFSI dan OJK bakal menggelar Bulan Fintech Nasional (BFN) dan The 5th Indonesia Fintech Summit & Expo (IFSE) 2023 pada 11 November hingga 12 Desember 2023. Agenda ini diharapkan bisa semakin memperluas penetrasi keuangan digital di masyarakat.

Bagikan:

Data

Komentar (0)

Login to comment on this news

Updates

Popular

Place your ads here
Data
Pointer
Interaktif
Program
Jobs
//