Investasi Luar Jawa Meningkat, Tapi….

Menteri Investasi/Kepala BKPM, Bahlil Lahadalia saat memaparkan realisasi investasi Triwulan II-2024, Senin (29/7/2024). (Tangkapan layar Youtube @KementerianInvestasiBKPM)

FAKTA.COM, Jakarta - Realisasi investasi luar Jawa mengalami peningkatan, bahkan proporsinya secara keseluruhan lebih besar dibandingkan dengan Jawa. Akan tetapi, ada beberapa fakta lain yang terungkap dalam Konferensi Pers Realisasi Investasi Triwulan II dan Semester I Tahun 2024 Kementerian Investasi BKPM, Jakarta (29/7/2024).

Realisasi investasi di luar Jawa meningkat, baik secara tahunan maupun triwulanan. Besar peningkatannya, yaitu 7,1% (QoQ) dan 18,3% (YoY). Dalam periode itu, nilainya mencapai Rp215,2 triliun atau 50,2% dari total investasi. 

Namun, jika dilihat dari persentase pertumbuhannya, secara tahunan investasi di Jawa meningkat lebih besar, yaitu 27,1% (YoY). 

Sementara itu, jika dirinci per provinsi, realisasi investasi terbesar triwulan II tahun ini masih didominasi oleh provinsi di pulau Jawa. Rinciannya Jawa Barat Rp63,7 triliun, DKI Jakarta sebesar Rp62,0 triliun, Jawa Timur Rp35,6 triliun, Banten sebesar Rp33 triliun, dan Sulawesi Tengah sebesar Rp32,8 triliun.

Ada Golden Visa, WNA Makin Mudah Nabung dan Investasi di Indonesia

Hanya Sulawesi Tengah saja, provinsi di luar Jawa yang masuk ke dalam lima besar realisasi investasi di triwulan II 2024. Artinya, meski secara total, proporsi realisasi investasi luar Jawa lebih besar, tetapi Jawa masih menarik investasi-investasi besar. 

Fakta serupa ditemukan pada realisasi investasi semester I tahun ini. Secara proporsi, investasi luar Jawa lebih besar, yaitu Rp416,2 triliun atau 50,2% dari total realisasi investasi sebesar Rp829,9 triliun. 

Meski demikian, pertumbuhannya secara tahunan hanya 17,3%, sedangkan pertumbuhan tahunan investasi di Jawa mencapai 27,8%.

Rincian per provinsinya pun tidak banyak berbeda. Berikut data lengkapnya:

Fakta lain yang perlu disoroti adalah, secara proporsi realisasi investasi luar Jawa semester I tahun 2023 mencapai 52,3%, sedangkan pada periode yang sama di tahun ini hanya 50,2%. Artinya, meski masih mendominasi dan besarannya meningkat, tetapi proporsinya terhadap total realisasi investasi menurun. 

“Semester I 2023 itu 52,3% (investasi luar Jawa terhadap total realisasi), sekarang 50,2%, memang ini harus kita pacu lagi,” tutur Menteri Investasi dan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia.

Sektor Migas Ditarget Serap Investasi US$16,1 Miliar

Menanggapi hal tersebut, Ekonom Celios, Nailul Huda ungkap penyebab mengapa provinsi dengan realisasi investasi besar masih tersebar di pulau Jawa. Menurutnya, investasi besar cenderung melihat kesiapan teknologi dan SDM. Karena itu, pilihannya masih lebih banyak di Jawa.

“Investor yang memerlukan SDM yang bagus, biasanya nilainya lebih besar karena membawa mesin yang canggih, saya rasa sampai saat ini baru bisa diterapkan di SDM terlatih, di pulau Jawa kebanyakan,” kata Huda kepada Fakta.com, (30/7/2024).

Sementara itu, ia bilang Sulawesi Tengah jadi tujuan investor karena merupakan daerah penghasil tambang nikel. 

“Sulawesi Tengah kan juga banyak daerah penghasil nikel, jadi akan masuknya ke sana,” tutur Huda.

Bagikan:

Data

Komentar (0)

Login to comment on this news

Updates

Popular

Place your ads here
Data
Pointer
Interaktif
Program
Jobs
//