Investasi Kita Belum Efisien Loh, Kok Bisa?

Ilustrasi investasi. (Dokumen Twitter @bank_indonesia)

FAKTA.COM, Jakarta - Realisasi investasi Indonesia meningkat cukup pesat mencapai 22,3% di semester I-2024. Nilainya mencapai Rp829,9 triliun dengan serapan tenaga kerja hingga 1.225.042 orang. 

Sekilas, memang terlihat menakjubkan, tetapi ada fakta lain yang menunjukkan sebenarnya investasi kita belum begitu efisien. Biar lebih mudah dipahami, kita coba kenalan dengan Incremental Capital Output Ratio alias ICOR. 

Istilah itu memang terkesan ribet dan langitan, tapi sederhananya ICOR itu rasio untuk melihat berapa banyak biaya investasi yang dibutuhkan untuk meningkatkan produksi. Misalnya, kalau ICOR di suatu negara itu 4, artinya untuk menghasilkan 1 tambahan unit produksi, dibutuhkan investasi sebesar 4 unit.

Semakin kecil nilai ICOR, maka investasi di suatu negara itu semakin efisien. Nah, saat ini ICOR Indonesia termasuk cukup tinggi. Menteri Koordinator Perekonomian, Airlangga Hartarto pernah bilang, investasi kita belum produktif dan efisien dalam rilis Kementerian Koordinator Perekonomian, Jakarta (20/2/2024). 

“Kita tahu ICOR Indonesia sekarang sekitar 6, kita harus efisienkan sehingga ICOR targetnya ke angka 4” kata Airlangga.

Investasi Luar Jawa Meningkat, Tapi….

Dengan rasio tersebut, artinya kalau Indonesia mau meningkatkan produksinya sebesar 10 juta, biaya investasi yang dibutuhkan itu enam kali lipatnya, yaitu Rp60 juta.

Melihat kondisi itu, ekonom Celios, Nailul Huda mengungkapkan salah satu penyebabnya adalah korupsi yang masih tinggi di Indonesia. Menurutnya, biaya tambahan dari adanya kasus korupsi membuat biaya investasi di Indonesia menjadi lebih mahal, makanya ICOR kita masih tinggi.

“Misalnya seperti ini, tadinya untuk meningkatkan 1% pertumbuhan ekonomi, dibutuhkan modal 3 miliar, tapi karena ada korupsi, perizinan ribet, dan sebagainya, perusahaan harus menyediakan dana tambahan sebesar 2 miliar untuk memperlancar usahanya,” kata Huda kepada Fakta.com, (30/7/2024).

Huda bilang, biaya yang besar membuat investasi tidak bisa menggenjot perekonomian secara optimal. 

“Dulu, ketika investasi masuk dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi 1%, dia bisa menyerap 440 ribu tenaga kerja, artinya kalau 5% saja udah 2 juta lebih,” tutur Huda.

6 Strategi Investasi Terbaik dalam Kondisi Geopolitik

Karena itu, meski saat ini realisasi investasi diklaim oleh pemerintah mampu menyerap 1.225.042 orang tenaga kerja, sebenarnya potensi penyerapan tenaga kerjanya lebih besar kalau investasi lebih efisien.

Sebagai tambahan informasi, per April 2024, menurut rilis International Monetary Fund (IMF), pengangguran Indonesia merupakan yang tertinggi di antara negara ASEAN lain dalam rilis tersebut, yaitu sebesar 5,2%.

Huda ungkap, untuk membuat investasi jadi lebih efisien, bukan biaya upah tenaga kerja yang ditekan, melainkan korupsi yang harus diselesaikan. 

“Saya lihat memang (kinerja) penegakan hukum, transparansi yang semakin jelek, dan tingkat korupsi menjadikan ICOR semakin besar, maka saya setuju harus dilihat dari angle hukum bukan menurunkan upah tenaga kerja, kalau upah tenaga kerja turun, otomatis produksi perusahaan juga turun,” pungkas Huda.

Bagikan:

Data

Komentar (0)

Login to comment on this news

Updates

Popular

Place your ads here
Data
Pointer
Interaktif
Program
Jobs
//