Gelap-Terang Perekonomian Indonesia di Akhir Era Jokowi

Ilustrasi pertumbuhan ekonomi era Presiden Jokowi. (Dokumen Fakta.com)

FAKTA.COM, Jakarta - Indonesia mencatatkan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,05% (yoy) pada triwulan II 2024. Mesin pendorong utamanya adalah konsumsi rumah tangga yang sebagian besar dipengaruhi oleh faktor musiman, seperti Hari Raya Idulfitri, Iduladha, liburan sekolah, dan libur nasional lainnya.

Lantas, bagaimana proyeksi aktivitas ekonomi di akhir pemerintah Presiden Joko Widodo (Jokowi)? Apalagi, dengan terbatasnya faktor musiman tersebut?

Ekonom Bank Permata, Josua Pardede menyampaikan, jumlah hari libur yang lebih sedikit di semester II 2024 dapat memoderasi prospek perekonomian.

“Terdapat potensi mobilitas masyarakat yang lebih rendah dan penurunan aktivitas yang berhubungan dengan rekreasi,” kata Josua kepada Fakta.com, Senin (5/8/2024).

Sesuai Prediksi, Pertumbuhan Ekonomi Triwulan II Resmi Melambat

Padahal, aktivitas rekreasi dan mobilitas masyarakat saat hari libur menjadi penopang pertumbuhan ekonomi pada triwulan II 2024. Seperti diketahui, dengan momentum hari libur yang cenderung lebih banyak, konsumsi transportasi meningkat 6,84% (yoy), kemudian konsumsi terkait restoran dan hotel meningkat 6,43% (yoy).

Josua juga mengungkap, meski ada pilkada di triwulan IV, tetapi efeknya akan lebih rendah dibandingkan dengan belanja pemilu di triwulan I lalu. Ia juga menyoroti beberapa indikator investasi swasta, seperti penjualan alat berat terus menunjukkan kinerja yang lesu.

“Ke depan, kami melihat investasi pemerintah dan kebijakan yang bertujuan untuk mempertahankan daya beli sangat penting untuk menjaga pertumbuhan ekonomi,” tutur Josua.

Meski begitu, Josua melihat ada prospek positif dari Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) karena meningkatnya kepastian setelah pemilu dan kemungkinan penurunan suku bunga kebijakan global yang lebih tinggi.

“Hal ini dapat menyebabkan peningkatan investasi langsung dan arus modal masuk,” kata Josua menambahkan.

Sebagai penutup, Josua memperkirakan sampai akhir 2024 nanti, perekonomian Indonesia akan tumbuh di angka 5,0%-5,1%.

Dalam kesempatan terpisah, dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis UPN Veteran Jakarta, Aswin Rivai memiliki proyeksi serupa. Ia menjelaskan perekonomian Indonesia sampai akhir 2024 akan berada di sekitar angka 5,1%.

Angka tersebut disampaikannya atas beberapa pertimbangan, seperti harga komoditas andalan yang menurun hingga situasi ekonomi Tiongkok yang belum sepenuhnya pulih.

“Ekonomi Tiongkok sangat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Indonesia, 1% penurunan pertumbuhan ekonomi Tiongkok menurunkan ekspor Indo sebesar 0.3%,” kata Aswin kepada Fakta.com, Minggu (4/8/2024).

Ada Masalah Struktural, Pertumbuhan Ekonomi Bakal Melambat

Aswin juga mengungkap kemungkinan penurunan suku bunga The Fed di triwulan III dan triwulan IV akan mendorong investasi dan kredit. Di samping itu, ekonomi India yang tumbuh pesat juga memberi dampak positif terhadap perekonomian Indonesia. Pasalnya, India adalah salah satu mitra dagang besar Indonesia.

Kendati ada berbagai prospek positif, Aswin mengatakan kondisi geopolitik yang belum stabil, tentu akan mempengaruhi kinerja perekonomian Indonesia.

“Sehingga angka pertumbuhan 5,1% rasanya adalah yang paling realistis,” pungkas Aswin.

Bagikan:

Data

Komentar (0)

Login to comment on this news

Updates

Popular

Place your ads here
Data
Pointer
Interaktif
Program
Jobs
//