Ekspor Masih Kencang, RI Lanjutkan Surplus Neraca Dagang

Deputi Bidang Statistik Distribusi Barang dan Jasa BPS, Pudji Ismartini dalam rilis ekspor dan impor, Selasa (17/9/2024). (Dokumen BPS))

FAKTA.COM, Jakarta - Catatan surplus neraca perdagangan masih terus berlangsung. Hingga Agustus 2024, nilainya mencapai US$2,89 miliar.

Data tersebut tertuang dalam rilis Badan Pusat Statistik, Selasa (17/9/2024).

Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini menyampaikan, neraca perdagangan barang meningkat US$2,4 miliar secara bulanan. "Ini merupakan catatan surplus ke-52 secara berturut-turut," ujar Pudji.

Anggaran Kemendag Turun, Zulhas Tetap Pede Bisa Kerek Ekspor

Catatan neraca perdagangan Agustus 2024 dirinci sebagai berikut, nilai ekspor sebesar US$23,56 miliar atau meningkat 5,97% secara bulanan dan 7,13% secara tahunan. Sedangkan, nilai impor mencapai US$20,67 miliar atau turun 4,93% secara bulanan dan meningkat 9,46% secara tahunan.

Surplus ini lebih ditopang pada komoditas nonmigas, yakni sebesar US$4,34 miliar dengan komoditas penyumbang surplus utama adalah bahan bakar mineral, lemak hewan atau nabati, serta besi dan baja.

Dokumen BPS Dokumen BPS

Sementara itu, perdagangan migas mencatatkan defisit sebesar US$1,44 miliar dengan komoditas penyumbang defisit adalah hasil minyak dan minyak mentah.

“Defisit neraca perdagangan migas Agustus 2024 tidak sedalam bulan sebelumnya, tetapi masih lebih dalam jika dibandingkan dengan bulan yang sama pada tahun lalu,” kata Pudji menambahkan.

Ekspor Listrik ke Singapura, Paling Cepat Terealisasi Akhir 2027

Adapun surplus perdagangan dicatatkan pada beberapa negara mitra, yakni Amerika Serikat, India, dan Filipina dengan rincian berturut-turut US$1,71 miliar, US$1,08 miliar, dan US$0,85 miliar.

Sementara itu, defisit perdagangan tercatat pada beberapa negara, yakni Tiongkok US$1,10 miliar, Australia US$0,55 miliar, dan Singapura US$0,31 miliar.

Kendati mencatatkan peningkatan surplus secara bulanan, tetapi secara tahunan nilai surplus perdagangan Indonesia masih tetap dalam penurunannya dengan persentase penurunan sebesar 0,22%.

Bagikan:

Data

Komentar (0)

Login to comment on this news

Updates

Popular

Place your ads here
Data
Pointer
Interaktif
Program
Jobs
//