Ekonomi Amerika Nestapa, Angin Segar Berhembus ke Indonesia

Mata uang dolar AS. (Dokumen Pixabay)

FAKTA.COM, Jakarta - Badai perekonomian global mulai mereda, kini angin segar mulai berhembus ke Indonesia. Salah satunya terlihat dari penguatan nilai tukar rupiah, hingga ruang penurunan suku bunga terbuka lebar.

Mengutip informasi kurs JISDOR Bank Indonesia, nilai tukar rupiah pada hari ini, (Jumat, 9/8/2024) berada di level Rp 15.914.

Sementara itu, perekonomian Amerika Serikat menunjukkan kondisi yang buruk. Fakta tersebut terlihat dari tingkat pengangguran terus mengalami peningkatan, per Juli 2024 angkanya mencapai 4,3% atau sebesar 7,16 ribu jiwa.

Rupiah Perkasa, Bye-bye 16.000

Menanggapi hal itu, Ekonom Bank BCA, David Sumual menjelaskan, tren buruk perekonomian Amerika Serikat, justru bisa memberikan berkah untuk perekonomian global.

“Data ekonomi AS (Amerika Serikat) mengalami perburukan cukup cepat sehingga memberikan angin segar bagi suku bunga global,” kata David Sumual kepada Fakta.com, Jumat (9/8/2024).

Meski begitu, David berpendapat, Bank Indonesia masih akan memperhatikan aspek lain, seperti tensi geopolitik Timur Tengah dan kondisi inflasi domestik. Artinya, BI Rate belum akan diturunkan dalam waktu dekat.

“Baru akhir tahun paling cepat,” ujar David menambahkan.

Berkat Inflasi, Nilai Tukar Rupiah Berpotensi Menguat

Kendati demikian, potensi penurunan BI Rate cukup besar, bahkan bisa sampai 50 bps (basis poin) di akhir tahun 2024. Terbukanya ruang untuk penurunan tingkat suku bunga membawa angin segar untuk perekonomian.

“Pemotongan suku bunga BI dapat membantu memulihkan momentum konsumsi,” kata David.

David bilang, penguatan rupiah didorong oleh intervensi Bank Indonesia dalam menjaga stabilitas nilai tukar. Katanya, untuk mempertahankan tren penguatan rupiah, Bank Indonesia cenderung akan mendorong berlanjutnya aliran masuk modal asing melalui optimalisasi beberapa instrumen, seperti SRBI, SVBI, dan SUVBI.

Menurut David, ada risiko apabila BI menurunkan penerbitan SRBI dan mengurangi yield-nya, sementara dana asing masih belum masuk ke SBN.

Bagikan:

Data

Komentar (0)

Login to comment on this news

Updates

Popular

Place your ads here
Data
Pointer
Interaktif
Program
Jobs
//