Bunga Kredit Bank Masih Sulit Turun? Simak Penjelasan Ini

FAKTA.COM, Jakarta - Penurunan suku bunga dari The Fed kemungkinan tidak akan dilakukan secara tiba-tiba. Pasalnya, bank sentral AS ini biasanya mengutamakan pendekatan yang hati-hati dalam menyesuaikan kebijakan moneternya.

Hal itu disampaikan Ekonom dan Pengamat Pasar Modal, Lucky Bayu, menyatakan sentimen pasar saat ini relatif minim, sehingga mungkin The Fed akan menunda perubahan suku bunga karena sentimen pasar global dianggap minim

“Jadi kalau mau menaikkan suku bunga berdekatan dengan natal dan tahun baru, 3 bulan lagi, buat apa melakukan kalau ruang apresiasinya sempit,” ujar Lucky kepada Fakta.com pada Kamis (29/8/2024).

Lucky juga menjelaskan bahwa penurunan suku bunga kredit dapat menarik arus modal masuk atau capital inflow.

"Kalau turun suku bunga, itu potensinya menarik, namanya capital inflow. Jadi, potensi kenaikan dari capital inflow itu optimal," jelasnya.

Menurut Lucky, basis instrumen perbankan yang bergantung pada suku bunga bisa mengalami peningkatan daya tarik bagi investor jika suku bunga diturunkan.

Sementara itu, Direktur Keuangan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI), Novita Widya Anggraini mengungkapkan bahwa pihaknya akan mengevaluasi terlebih dahulu sebelum menurunkan suku bunga.

“Kami akan mengevaluasi penurunan suku bunga kredit ini berdasarkan segmen-segmen tertentu,” ujar Novita.

Menurutnya, salah satu pertimbangan utama BNI adalah menjaga tingkat kompetitivitas produk dan layanan di pasar.

"Kami juga tetap terus menjaga tingkat competitiveness itu, sehingga pasti kebijakan untuk menurunkan suku bunga kredit akan kami evaluasi per masing-masing segmennya," kata Novita menambahkan.

Dengan demikian, penurunan suku bunga kredit oleh bank khususnya BNI tidak akan dilakukan secara serentak, melainkan ditentukan berdasarkan segmen-segmen tertentu yang dianggap strategis dan sesuai dengan kondisi pasar saat ini.