Begini Rekomendasi IMF Agar Ekonomi Indonesia Tumbuh 5 Persen

Ilustrasi pertumbuhan ekonomi Indonesia. (Dokumen IIF)

FAKTA.COM, Jakarta - Dana Moneter Internasional (IMF) memproyeksikan ekonomi Indonsia tumbuh 5% tahun ini dan 5,1% di 2025. Ada beberapa faktor yang mendorong proyeksi IMF itu.

Berdasarkan keterangan IMF yang dipublikasikan Bank Indonesia, Kamis (8/8/2024), faktor-faktor tersebut antara lain:

  1. Komitmen Indonesia terhadap disiplin fiskal.

  2. Penurunan inflasi sesuai dengan kisaran target yang telah ditetapkan dan kebijakan moneter yang memerhatikan perkembangan data (data dependent), upaya pendalaman pasar dan upaya penguatan efektivitas transmisi kebijakan moneter.

  3. Upaya penguatan kerangka kebijakan makroprudensial.

  4. Agenda pertumbuhan menuju status negara berpendapatan tinggi pada tahun 2045.

  5. Komitmen untuk mencapai target zero-emission pada 2060 dan langkah-langkah yang diambil untuk membatasi emisi gas rumah kaca dan deforestasi.
Kompak Melambat, Ekonomi Indonesia-Tiongkok Sehidup Semati

Namun IMF menilai ada beberapa risiko yang perlu diwaspadai. Seperti volatilitas harga komoditas, perlambatan pertumbuhan negara mitra dagang utama, dan spillover akibat kondisi high-for-longer pada keuangan global.

Dengan begitu, IMF pun memberikan rekomendasi:

  • Pertahankan kehati-hatian kebijakan fiskal,

  • Mengapresiasi stance kebijakan moneter Indonesia,

  • Melanjutkan reformasi untuk melindungi ketahanan sektor keuangan dan mendukung pendalaman pasar keuangan,

  • Menjembatani kesenjangan struktural untuk mencapai potensi pertumbuhan yang lebih tinggi dan inklusif untuk mendukung visi Indonesia Emas 2045.

Adapun Asisten Gubernur Departemen Komunikasi Bank Indonesia, Erwin Haryono menyampaikan, proyeksi IMF sejalan dengan asesmen Bank Indonesia yang memperkirakan bahwa perekonomian Indonesia tetap tumbuh dengan baik dan berdaya tahan terhadap dampak rambatan global.

Gelap-Terang Perekonomian Indonesia di Akhir Era Jokowi

"Bank Indonesia akan terus memperkuat koordinasi kebijakan dengan Pemerintah untuk memitigasi risiko ketidakpastian global dengan tetap menjaga independensi dalam mencapai tujuan yang diamanatkan Undang-Undang," kata Erwin.

Erwin juga menegaskan, koordinasi kebijakan moneter dan fiskal juga diperkuat untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sektor keuangan serta momentum pertumbuhan ekonomi.

Bagikan:

Data

Komentar (0)

Login to comment on this news

Updates

Popular

Place your ads here
Data
Pointer
Interaktif
Program
Jobs
//