Bahaya! Gen Z Kurang Literasi Keuangan

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan hasil Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan di Jakarta, Jumat (2/8/2024). (Dokumen OJK)

FAKTA.COM, Jakarta - Survei Nasional Literasi dan Keuangan (SNLIK) 2024 resmi dirilis Otoritas Jasa Keuangan dan Badan Pusat Statistik. Survei tersebut merinci angka literasi dan inklusi keuangan berdasarkan karakteristik kegiatan dan demografi masyarakat.

Hasilnya, literasi keuangan kelompok pelajar dan mahasiswa jeblok. Kelompok pelajar dan mahasiswa berada peringkat dua terbawah dalam skor literasi keuangan, yaitu 56,42%. Angka tersebut berada jauh di bawah angka literasi keuangan nasional, yakni 65,42%. 

Temuan tersebut cukup ironi, mengingat kelompok pelajar dan mahasiswa yang didominasi oleh Gen Z yang dekat dengan teknologi. Artinya, mereka dapat mengakses informasi dengan mudah, tetapi angka literasi keuangannya justru jeblok parah.

Mengapa Gen Z Dinilai Rentan Terkena Gangguan Mental?

Menanggapi hal tersebut, Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Perlindungan Konsumen OJK, Friderica Widyasari Dewi angkat bicara. 

Menurutnya, meski Gen Z memiliki pemahaman dan akses terhadap teknologi digital, tetapi penggunaannya masih banyak untuk hiburan, seperti game online. Ia juga bilang, situasi tersebut jauh lebih berbahaya karena akses teknologi digital mereka tidak dibarengi dengan literasi keuangan yang baik.

“Ini juga concern kita, secara digital mereka literated, tapi financially belum, nah ini yang bahaya karena mereka sangat mudah mengakses, tapi tidak paham,” tutur Friderica, Jumat (2/8/2024).

9 Juta Gen Z Menganggur, Siapa yang Salah? Gen Z atau Pemerintah?

Dalam kesempatan itu, Friderica juga menyampaikan contoh Gen Z yang terlilit persoalan pinjol karena akses teknologi digital mereka tidak diimbangi dengan pemahaman keuangan.

“Mereka (Gen Z) jempolnya itu cepat sekali, dapat pinjaman online cair dalam waktu 15 menit, misalnya seperti itu,” kata Friderica menambahkan.

Mengenai permasalahan tersebut, OJK ungkap sudah memiliki beberapa program keuangan yang menyasar Gen Z.

“Untuk Gen Z banyak sekali programnya, satu rekening satu pelajar (KEJAR) Simpanan Pelajar (SimPel), Simpanan Mahasiswa dan Pemuda (SiMuda), dan untuk anak-anak muda, kita punya bentuk-bentuk edukasi, tapi harus terus menerus dilakukan dan bekerja sama,” ujar Friderica.

Bagikan:

Data

Komentar (0)

Login to comment on this news

Updates

Popular

Place your ads here
Data
Pointer
Interaktif
Program
Jobs
//