Ternyata, Begini Angin Tornado di AS

FAKTA.COM, Jakarta - Seorang peneliti Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN) menyebut tornado di Bandung mirip dengan di Amerika Serikat.

Jadi penasaran, angin tornado di AS itu seperti apa, sih?

Sebelum itu, mari kita bahas dulu apa itu tornado.  Dikutip dari Britannica, Kamis (22/2/2024), tornado adalah kolom udara yang berputar kencang. Kolom ini berdiameter kecil, berkembang di awan konvektif, dan berkembang di tanah.  

Tornado Terjang Bandung-Sumedang, 33 Orang Luka, Ratusan Rumah Rusak

Angin kencang ini sering terjadi berbarengan dengan badai petir selama musim panas dan musim semi. Angin tornado biasanya terjadi di garis lintang tengah belahan bumi utara dan selatan.

Angin kencang ini tidak bisa lepas dari "induknya", yaitu badai supercell. Badai ini mengandung bahan yang terpenting dalam pembuatan tornado, yaitu kolom udara yang berputar di pusat (disebut dengan pusaran).

Sejalan dengan bertambahnya ukuran supercell, pusaran di tengah menjadi miring, menyedot udara hangat dan kelembapan ke atas, lalu memuntahkan udara dingin dan kering ke tanah.

BRIN Akan Investigasi Tornado Rancaekek, Pertama di Indonesia?

Aliran udara hangat yang mengalir ke atas, menyebabkan pusaran membengkak. Terbentuklah corong yang berbentuk spiral di tengah. Ini merupakan pertanda angin tornado.

Aliran udara ke bawah yang dingin akan "melawan" corong yang berbentuk spiral ke atas. Aliran ini akan memfokuskan awan ke area yang lebih kecil dan meningkatkan kecepatannya. Dengan tekanan dan berat yang cukup dari aliran udara dingin ke bawah, awan yang berbentuk corong akan lebih cepat "mendarat" di tanah.

Mengapa Angin Tornado Sering Terjadi di AS?

Bencana alam ini sering terjadi di banyak negara, termasuk AS. Malah, Negeri Paman Sam memiliki angin tornado paling banyak di dunia.

BRIN vs BMKG, Angin Tornado atau Puting Beliung?

Mengutip National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA), sekitar 1.200 angin tornado melanda AS setiap tahun. Malah, Disaster Philantrophy mencatat 1.402 tornado terjadi di AS pada 2023.

Sejak 1950 hingga sekarang, tercatat ada 67 ribu tornado yang melanda AS. Angin kencang ini rata-rata menempuh jarak 4 mil (6,43 km). Kurang dari 1% tornado yang menempuh jarak lebih dari 50 mil (80,46 km). Hanya ada 1 dari 1.100 tornado yang menempuh jarak lebih dari 100 mil (160 km).

TRT World mencatat sebagian besar tornado di AS terjadi di Great Plains (sering dijuluki Tornado Alley). Wilayah ini membentang dari Texas Utara, Oklahoma, Kansas, Colorado, Nebraska, hingga South Dakota.

Peneliti BRIN Sebut Tornado di Bandung Mirip dengan di AS

Geografi menjadi alasan utamanya. Wilayah tengah AS ini terbilang unik. Ada perairan hangat yang luas di selatan (Teluk Meksiko) serta Pegunungan Rocky yang membentang dari utara ke selatan.

Tornado Alley menyediakan "bahan-bahan" untuk membentuk angin kencang, yaitu udara lembap yang hangat di tingkat yang rendah dari Teluk Meksiko, udara kering yang sejuk dari Pegunungan Rocky, serta mekanisme untuk mengangkat udara hangat.

Bencana Angin Tornado yang Terbesar di AS

Menurut penelusuran FAKTA.COM dari berbagai sumber, ada beberapa peristiwa bencana angin tornado yang terbesar di AS. Misalnya, Tornado Tri State. Tornado ini terjadi pada 18 Maret 1925. Bencana alam ini melalui tiga negara bagian AS, yaitu Indiana, Missouri, dan Illinois.

Apa yang Harus Dilakukan saat Terjadi Bencana Angin Tornado?

Tornado Tri State memiliki jalur 352 km dan lebar 1,6 km. Angin kencang itu menelan korban jiwa hingga 600 orang. Ribuan orang mengalami luka-luka.

Kedua, Tornado Joplin. Bencana itu terjadi pada 26 Mei 2011 di Joplin, Missouri dan masuk ke dalam EF5-kategori tertinggi dalam skala Enhanced Fujita. Kecepatan Tornado Joplin diperkirakan mencapai 300 km per jam. Angin ribut itu menewaskan 161 orang dan mengakibatkan 1.000 orang luka-luka. Ribuan rumah pun hancur akibat bencana alam ini.

Yang ketiga adalah Tornado Bridge Creek Moore. Tornado itu melanda Oklahoma, AS, pada 3 Mei 1999. Tornado Bridge Creek memiliki jalur 48 km dan lebar 1,8 km. Bencana alam itu menelan korban jiwa sebanyak 36 orang dan merusak 8 ribu bangunan.