Perubahan Iklim Bisa Dongkrak Penyakit Malaria

Oleh Arie Dwi Budiawati - fakta.com
04 Desember 2023 10:10 WIB
Ilustrasi nyamuk. (Dokumen Pixabay)

FAKTA.COM, Jakarta – Pakar mengingatkan perubahan iklim bisa menguntungkan penyakit menular seperti malaria. Perubahan iklim akibat pemanasan global, menciptakan tempat yang ideal bagi nyamuk Anopheles.

Dikutip dari Al Arabiya, Senin (4/12/2023), CEO of the RBM Partnership to End Malaria, Michael Adekunle Charles, mengatakan global warming mengakibatkan cuaca menjadi buruk. Efeknya pun ada dua, yaitu kekeringan dan banjir.

“Kalau kekeringan, dampaknya bisa kepada kekurangan gizi. Anak-anak mengalami malnutrisi dan rentan terkena penyakit,” kata dia dalam “Last Mile Forum COP28” di Dubai, Uni Emirat Arab.

Kemudian, dampak cuaca buruk berikutnya banjir. Charles mengatakan genangan merupakan tempat berkembang biak yang sempurna bagi nyamuk. Menurut World Malaria World Health Organization (WHO), banjir yang terjadi Pakistan pada tahun lalu, mengerek 400 kasus malaria di sana.

Teknologi Wolbachia Tekan Kasus DBD Hingga 77 Persen

Berdasarkan laporan WHO, perubahan iklim meningkatkan penyakit malaria sebanyak 1 juta kasus pada 2022. Sekadar informasi, pada tahun lalu, tercatat ada 249 juta kasus malaria di dunia.

Pemanasan global juga membuat malaria menyebar ke dataran tinggi Afrika. Sebelumnya, wilayah itu merupakan area yang dingin bagi nyamuk.

Charles melanjutkan, saat ini, perlu ada investasi di sektor kesehatan, seperti peralatan medis. “Kita juga mendukung petugas medis dan memastikan mereka menjadi garda depan. (Petugas kesehatan) ini paling dekat dengan masyarakat,” kata dia.

Tidak Hanya Malaria

Menurut WHO, ada beberapa ancaman kesehatan yang akan timbul mulai 2030 karena pemanasan global, yaitu malnutrisi, malaria dan diare. Penyakit ini akan meningkatkan jumlah kematian global sebanyak 250 ribu per tahun.

Metode Wolbachia Bisa Irit Anggaran Fogging Rp200 Juta

Nyamuk pembawa virus seperti dengue malaria, zika, dan west nile, akan bermigrasi ke tempat baru yang suhunya lebih hangat dan punya curah hujan yang lebat. Kondisi ini akan menciptakan tempat yang ramah bagi nyamuk.

Penyakit demam berdarah dengue (DBD) pun meningkat dari 500 ribu kasus pada 2000 menjadi lebih dari 5 juta kasus pada 2019. Misalnya, tahun ini, kasus DBD di Brazil meroket 73% dibandingkan rata-rata lima tahun terakhir. Bangladesh pun mencetak rekor wabah DBD.

Bagikan:

Data

Komentar (0)

Login to comment on this news

Updates

Popular

Data
Pointer
Interaktif
Program
Jobs
//