Metode Wolbachia Bisa Irit Anggaran Fogging Rp200 Juta

Oleh Arie Dwi Budiawati - fakta.com
27 November 2023 19:23 WIB
Seekor nyamuk sedang mengisap darah. (Dokumen Pixabay)

FAKTA.COM, Jakarta – Metode Wolbachia tidak hanya ampuh menekan kasus demam berdarah dengue (DBD), tetapi juga “ramah di kantong” pemerintah. Metode ini bisa menekan Anggaran Pendapatan dan Belanja (APBD) daerah, misalnya untuk fogging.

Dikutip dari laman Kementerian Kesehatan, Senin (27/11/2023), peneliti dari Universitas Gadjah Mada (UGM), Adi Utarini, mengatakan penyebaran nyamuk ber-Wolbachia ini bisa menekan anggaran penanganan dengue Kota Yogyakarta, termasuk biaya pengasapan alias fogging.

Berkenalan dengan Bakteri Wolbachia, Senjata Ampuh Lawan DBD

“Penghematannya bisa sekitar Rp200 jutaan,” kata peneliti yang akrab dipanggil Uut dalam temu media bertajuk “Mengatasi DBD Dengan Wolbachia”.

Dia mengatakan ada 200 kali fogging pada 2022 karena kasus DBD tinggi. Kini, hanya ada 9 kali pengasapan. Uut menyebut dana penghematan itu bisa dialokasikan ke tempat lain.

Selain fogging, kasus rawat inap DBD juga turun. Uut memperkirakan biaya perawatan pasien DBD yang menggunakan BPJS Kesehatan pun bisa berkurang.

“Sekitar tahun 2017-an, satu kabupaten (anggarannya) bisa Rp8 miliar-Rp9 miliar untuk dengue. Jadi, ini bisa menjadi potensi penghematan yang besar,” kata dia.

Bakteri Wolbachia, Bahaya Enggak, sih?

Uut mengatakan penyebaran nyamuk berbakteri Wolbachia ini telah berjalan efektif sejak 2016. Daerah yang disebar nyamuk ber-Wolbachia terbukti mampu menurunkan angka kejadian DBD hingga 77% dan angka perawatan rumah sakit juga turun 86%.

Merujuk data Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta tahun 2023, kasus DBD tercatat hanya di angka 67 kasus. Jumlah ini merupakan yang terendah selama 30 tahun terakhir.

“Kami membandingkan kecenderungan dengue di Yogyakarta mundur 30 tahun, dari situ kami menyimpulkan memang angka kejadian dengue saat ini terendah sejak 30 tahun lalu. Hasil ini menjadi bukti penelitian di Yogyakarta sekaligus rekomendasi ke WHO untuk vector control advisory group,” kata dia.

Bagikan:

Data

Komentar (0)

Login to comment on this news

Updates

Popular

Data
Pointer
Interaktif
Program
Jobs
//