Mengapa Suhu Udara Terasa Dingin, Padahal Musim Kemarau?

Mengapa udara terasa dingin, padahal musim kemarau? (dokumen Freepik)

FAKTA.COM, Jakarta – Penasaran enggak, sih, mengapa belakangan ini udara terasa makin dingin? Padahal, sekarang musim kemarau.

Kenapa, ya?

Ternyata, suhu dingin menjelang puncak kemarau, disebabkan oleh angin monsun yang bertiup dari Australia ke Asia dan perairan Samudra Hindia yang memiliki suhu permukaan laut yang relatif rendah.

Dikutip dari laman Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Senin (22/7/2024), angin monsun Australia bersifat kering dan membawa sedikit uap air. Pada malam hari, suhunya mencapai titik minimum.

Kondisi itu mengakibatkan suhu udara di beberapa daerah di Indonesia terasa lebih dingin, seperti di Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara. Misalnya, di Dataran Tinggi Dieng, suhu udara tanggal 7 Juli 2024, mencapai 1 derajat Celsius pada pukul 02.00

Fenomena Hujan Deras saat Kemarau, Begini Penjelasan BMKG

Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto mengungkapkan, selain karena Monsun Australia, fenomena udara dingin juga disebabkan oleh faktor lainnya, lho. Yaitu, posisi geografis, kondisi topografis, ketinggian wilayah, dan kelembaban udara yang relatif kering.

Makanya, wilayah di Pulau Jawa yang terasa lebih dingin adalah wilayah dataran tinggi, seperti Pegunungan Bromo (Wilayah Bromo, Tengger dan Semeru), Pegunungan Sindoro-Sumbing (Kota Wonosobo dan Temanggung), Lembang (Bandung) dan Dataran Tinggi Dieng.

"Angin dominan dari arah timur hingga tenggara membawa massa udara kering dan dingin dari daratan Australia ke Indonesia sehingga kurang mendukung proses pertumbuhan awan," kata dia di Jakarta.

Kondisi itu, lanjut Guswanto, mengakibatkan langit menjadi cerah sepanjang hari. Tutupan awan pada malam hari yang kurang, menyebabkan panas dari permukaan bumi, terpancar ke atmosfer tanpa ada hambatan apa pun.

Kemudian, angin yang tenang pada malam hari, menghambat pencampuran udara. Udara dingin pun terperangkap di permukaan bumi.

Waspada Angin Kencang

Kepala Meteorologi Publik, Andri Ramadhani, mengingatkan masyarakat terhadap potensi angin kencang. Berdasarkan hasil pantauan BMKG, terdapat beberapa daerah bertekanan rendah di perairan barat Filipina (bibit Siklon Tropis 91W) dan di Laut Filipina sebelah utara Papua (bibit Siklon Tropis 92W).

Andri menjelaskan, daerah tekanan rendah ini membentuk daerah pertemuan dan perlambatan kecepatan angin (konvergensi) memanjang dari Laut Filipina bagian barat, Laut Sulawesi hingga perairan timur Filipina.

Sudah Kemarau, Kok Masih Turun Hujan?

Daerah konvergensi lainnya terpantau di Selat Malaka, Laut Cina Selatan, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Sulawesi Utara bagian barat, Laut Seram, Laut Arafuru dan Samudera Pasifik sebelah utara Papua.

"Kondisi ini mampu meningkatkan potensi pertumbuhan dan hujan di sekitar daerah tekanan rendah dan di sepanjang daerah yang dilewati konvergensi tersebut," kata dia.

Andri mengatakan peningkatan kecepatan angin bisa mencapai lebih dari 25 knot di beberapa tempat, seperti Laut Andaman, Laut Cina Selatan, dan Laut Flores. Kecepatan angin tersebut mampu meningkatkan tingginya gelombang di wilayah sekitar perairan.

Sementara itu, labilitas lokal kuat yang mendukung proses konvektif pada skala lokal terdapat di Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Bengkulu, Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, Sulawesi Tengah, Papua Barat, Papua Tengah, Papua dan Papua Pegunungan.

Dia melanjutkan, fenomena-fenomena cuaca ini diprakirakan akan menimbulkan potensi cuaca signifikan pada 18-25 Juli 2024. Misalnya, hujan sedang-lebat dengan petir dan angin kencang di sejumlah daerah, seperti Maluku dan Papua Barat Daya serta angin kencang di Jawa Barat dan Sulawesi Selatan.

Andri mengimbau masyarakat untuk tetap waspada dan siaga, terutama pada saat sedang berkendara ketika angin kencang sedang terjadi, karena dapat menyebabkan pohon tumbang atau menerbangkan material-material berbahaya.

Bagikan:

Data

Komentar (0)

Login to comment on this news

Updates

Popular

Place your ads here
Data
Pointer
Interaktif
Program
Jobs
//