Maya Nabila Jadi Wisudawan Doktor Termuda ITB, Umurnya Baru 24 Tahun

Maya Nabila, wisudawan doktor ITB. (Dokumen ITB)

FAKTA.COM, Jakarta – Maya Nabila dinobatkan sebagai wisudawan termuda pada April 2024 Institut Teknologi Bandung (ITB). Dia menyelesaikan program doktor jurusan matematika ketika berumur 24 tahun 11 bulan.

Dikutip dari laman ITB, Selasa (4/6/2024), Maya merupakan seorang penerima beasiswa Pendidikan Magister menuju Doktor untuk Sarjana Unggul (PMDSU). Disertasi dia membahas kombinatorika, khususnya Ramsey Graphs.

"Yang saya kerjakan adalah untuk melihat bahwa dalam suatu struktur yang tak teratur selalu memuat ada struktur yang teratur," kata dia.

Salah satu penerapan ilmu itu adalah party problem. Pada problem ini, dicari berapa banyak orang yang dibutuhkan sehingga diperlukan x orang yang saling mengenal dan y orang yang tidak saling mengenal dalam sebuah pesta.

Apa rahasia Maya bisa lulus program doktoral saat masih belia? Dia berkata capaiannya tak lepas dari rasa tanggung jawab dan manajemen waktu. Dia juga tidak membandingkan diri dengan orang lain, tetapi diri saat ini dengan yang lalu.

"Bagaimana pun diri kamu, kamu adalah manusia yang berharga. Apa pun yang kau usahakan saat ini, akan membuahkan hasil walaupun tidak sekarang," kata Maya.

"Tetap semangat dengan apa yang kita perjuangkan,” tambah dia.

Ada-ada Saja, Mahasiswa ITB Kembangkan Teknologi ASI Bubuk

Peran Orang Tua

Ternyata, Maya memiliki ketertarikan kepada matematika sejak duduk di bangku sekolah. Minat besar Maya kepada mata pelajaran ini tidak lepas dari minat sang ayah. Ayah Maya juga punya ketertarikan yang besar terhadap matematika.

"Saya sering diceritakan papa bagaimana matematika dapat membawa kita menjelajah. Setiap pembimbing beliau ke luar negeri, pasti saya dan adik-adik saya dibawakan oleh-oleh coklat," kata dia.

Maya Nabila tertarik dengan matematika sejak duduk di bangku sekolah. (Dokumen ITB) Maya Nabila tertarik dengan matematika sejak duduk di bangku sekolah. (Dokumen ITB)


Dari sinilah wanita berusia 24 tahun itu mulai belajar matematika."Kebetulan sepanjang sekolah, matematika menjadi pelajaran yang menyenangkan sehingga memutuskan untuk kuliah di jurusan matematika," kata dia.

Sekadar informasi, Maya mulai bersekolah SD ketika berusia 5 tahun dan menyelesaikan SMA selama 2 tahun. Dia juga merampungkan program sarjana dalam 3,5 tahun.

"Dosen pembimbing saya selama S-2 hingga S-3 adalah dosen pembimbing papa saya juga," kata dia.

Lima Mahasiswa Ini Sulap Limbah Korek Jadi Robot Mainan

Ingin Jadi Pengajar

Maya bercerita, selama menjalani program magister di ITB, dia punya teman-teman yang supportif, seperti bisa belajar kapan saja dengan kawan-kawan. Kemudian, ketika menjalani program doktoral, dia hanya mengikuti satu kelas dan lebih banyak melakukan riset secara mandiri.

"Lanjut ke S-3, tidak ada mata kuliah yang masuk kelas, kecuali Filsafat Sains," kata dia,

Selain riset, Maya juga melakukan student exchange selama empat bulan di Technical University of Košice, Slovakia, melalui program PMDSU.

Maya bercita-cita ingin menjadi dosen. Selain itu, dia juga ingin mendalami matematika.

"Saya terbuka dengan kesempatan yang ada. Saya juga terbuka ke industri, selain berkeinginan menjadi dosen atau pengajar," kata dia.

Bagikan:

Data

Komentar (0)

Login to comment on this news

Updates

Popular

Place your ads here
Data
Pointer
Interaktif
Program
Jobs
//