Inikah yang Membuat Indonesia Jarang Dilanda Tornado?

Angin tornado. (Dokumen Istimewa)

FAKTA.COM, Jakarta – Belum lama ini kita digegerkan dengan angin kencang yang menerjang Kabupaten Bandung dan Sumedang, Jawa Barat. Bencana angin ribut ini disebut-sebut sebagai tornado.

Ngomong-ngomong tornado, ada fakta menarik tentang angin kencang ini. Ternyata, badai tersebut nyaris tidak pernah terjadi di dekat khatulistiwa, lho.

Makanya, kita jarang (atau malah tidak sama sekali) mendengar kabar ada tornado melanda Indonesia. Sekadar informasi, Indonesia termasuk ke dalam salah satu negara yang dilalui khatulistiwa.

Apa yang Harus Dilakukan saat Terjadi Bencana Angin Tornado?

Situs National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) AS, dikutip pada Kamis (22/2/2024), menyebut ada gaya Coriolis di sekitar khatulistiwa. Efek ini terjadi karena rotasi bumi pada sumbunya, membelokkan atmosfer ke kanan di belahan bumi utara dan kiri di belahan bumi selatan.

Alhasil, lendutan atmosfer membentuk pola angin global kompleks yang menggerakkan arus permukaan laut. Nah, lendutan itulah yang disebut dengan gaya Coriolis.

Seorang profesor meteorologi Departemen Meteorologi Univesity of Hawaii, AS, Gary Barnes, mengatakan bahwa tidak ada badai yang terbentuk dalam 5 derajat garis lintang dari khatulistiwa. Gaya Coriolis terlalu lemah untuk membuat udara berputar di tekanan rendah daripada mengalir dari tekanan tinggi ke rendah.

“Jika tidak bisa memutar udara, kamu tidak akan mendapatkan badai. Ini adalah alasan mengapa (badai) tidak terjadi di garis lintang rendah,” kata Barnes, dikutip dari laman universitas

Ada Kemungkinan Bisa `Nyebrang` Khatulistiwa, Tetapi...

Peneliti BRIN Sebut Tornado di Bandung Mirip dengan di AS

Meskipun demikian, dia menyebut masih ada kemungkinan badai “nyebrang” ke garis khatulistiwa. Hal ini terjadi jika kekuatannya melampaui gaya itu. Kekuatan badai ini akan “melawan” gaya Coriolis.

Badai, lanjut dia, bisa bergerak ke selatan dan mendekati garis khatulistiwa. Namun, Barnes tidak bisa menemukan badai yang berhasil melintasi Atlantik atau Pasifik bagian timur.

Hal ini disebabkan oleh variasi Coriolis dengan garis lintang yang membentuk efek beta. Efek ini akan memindahkan badai menjauh dari khatulistiwa.

“Coriolis ini tidak hanya menjadi bahan penting untuk membuat badai, tetapi juga bisa menarik mereka menjauh dari khatulistiwa. Inilah yang membuat penyeberangan badai sulit dilakukan,” kata dia.

Bagikan:

Data

Komentar (0)

Login to comment on this news

Updates

Popular

Place your ads here
Data
Pointer
Interaktif
Program
Jobs
//